Kamis, 22 Mei 2014

Assalamu’alaikum sahabat-sahabat SSG... Ketemu lagi sama silvi nih, semoga gak bosen yaa baca tulisannya yang kadang ngaler ngidul. Hehe

Kali ini kita sama-sama merenung yukk, setelah itu kita  bergerak dan kembali melukis dunia dengan senyuman. Are u ready? Yuhuuuu ^^

Bismillahirrahmaanirrahiim...

Siapa yang tidak mengenal hewan yang cantik yang bisa terbang, dengan warna yang indah menghiasi tubuh dan sayapnya. Hewan yang hobby hinggap di bunga yang sedang bermekaran, wihh udah cantik, hobby berdiam di tempat yang cantik pula.. Mantap ! Hehe

Pasti udah pada nebak kan siapa yang sedang kita bicarakan itu? Siapa? Siapa? Yuppp! Benar sekali hewan itu bernama kupu-kupu. Pasti pada tahu kan? Bener cantik bukan? Tapi siapa yang bisa menerka ternyata dibalik kecantikannya, dia berasal dari sejenis ulat yang membuat bulu kuduk kita merinding... Yah, kupu-kupu itu berasal dari kepompong, kemudian ia bermetamorfosis menjadi ulat, dan akhirnya menjadi kupu-kupu yang cantik nan indah dipandang mata. Butuh waktu selama 10 hari loh kupu-kupu bermetamorfosis hingga akhirnya menjadi hewan yang mempesona. Terus sekarang cuma mau bahas kupu-kupu aja gitu?? Tenang ... tenang...! Ini baru muqodimmahnya, belum sampai ke isi. Hehe.

Okey, kenapa saya membahas terlebih dahulu proses metamorfosisnya kupu-kupu? Karena manusia itu hidup memang berproses, jadi saya ingin kita semua disini ikut berproses seperti kupu-kupu. Khususnya bagi kita yang hatinya sedang 'galauisasi' (sedikit mengambil gaya berbicara vicky :p) jadi begitulah perumpamaan untuk kita yang sedang trauma dengan masalalu, yang sedang patah hati karena putus dengan sang pujaan hati, atau yang gagal melamar, gagal menikah.

Memang semua itu terasa menyakitkan. Hey munafik kalau orang yang sedang merasakan patah hati itu mengatakan tidak menyakitkan. Patah hati itu memang menyakitkan, namun tidak harus menikmatinya dengan meringkuk di pojokan kamar dengan tumpukan tissu, menyesali nasib dan enggan memikirkan masa depan. Bahkan mengecohkan banyak orang, menyebarkan penyakit malas, hidup mellow, bergalau ria, terus mengikuti diri dengan masa lalu.

Coba kita bercermin dalam cermin yang besar, pandang diri kita lekat-lekat, pandang wajah yang lusuh bermata sembab karena terus-terusan menangisi si dia yang meninggalkan kita, katakan pada diri kita di cermin itu "hey sampai kapan kau akan berada dalam posisi yang memprihatinkan seperti ini?"

Kini sudah saatnya untuk bermetamorfosa! Jangan biarkan masa lalu menusuk-nusuk hati kita seperti duri-duri yang tajam. Ayoo bangkit! Ayoo bergerak! Berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Menjadi sosok yang tegar walaupun badai menerjang dinding-dinding hati kita.

Orang yang menyakiti kita belum tentu ia merasakan hal yang sama. Mungkin si dia masa lalu kita yang sedang kita tangisi, sudah jauh melupakan kita.  Bahkan keberadaannya entah dimana... Lalu untuk apa kita terus-terusan bermuram durja? Memikirkan orang yang menyakiti kita? Apa itu yang kita sebut cinta yang tulus? Apa dia yang kita sebut sebagai soulmate?

Hellowwwwww !!!
Berfikirklah realistis wahai diri... Jangan terlalu mendramatisir perasaan kita dengan romantika yang pasaran! Apakah kita mau tetap menyerahkan hati kita kepada orang yang sudah membuat kita hancur? Padahal hati kita terlalu berharga untuk kita gadaikan dengan seseorag yang belum halal bagi kita.

"Aku pernah mencobanya, tapi begitu sulit!" Heyyy.....! Hidup memang tidak akan pernah mudah, dan mungkin juga tidak akan pernah mudah. Tapi Allah tidak pernah mempersulit hamba-Nya yang mau berusaha. Dan kesenangan maupun kesulitan yang menghampiri episode kehidupan kita selalu silih berganti. Karena kebahagiaan, kesulitan, kesabaran, dan pertolongan allah adalah kutipan dari cahaya yang diberikan Allah dalam hati setiap mukmin.

Adapun kesedihan kesediahan, kebencian, dan dosa, semua terjadi karena jauhnya diri kita dari Allah. Dan seharusnya kita bertanya pada diri kita sendri, mengapa kita menjauhinya? Sedangkan Allah tidak pernah menjauhi kita, bahkan Allah tidak pernah sedetikpun meninggalkan kita. Allah juga tidak pernah menyabut kenikmatan dari kita, tapi kitalah yang membuat jarak kepada Allah dengan menjadikan nyanyian dan kata-kata mellow nan galau sebagai teman hidup kita. Mencari teman yang malah menajauhkan kita dari Allah. Memiliki angan-angan tanpa iman, melakukan hubungan dengan seseorang yang tidak diridhoi-Nya. Menyibukan diri dengan kegiatan dengan aktifitas-aktifitas yang menjauhkan kita dari agama.

"Barang siapa berpaling dari ingatanku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunnya pada hari kiamat nanti dalam keadaan buta". (QS. Thahaa: 124).

Pepatah mengatakan, "Dunia tak selebar daun kelor". Kisah cinta kita yang mengharu biru dan berakhir dengan kekecewaan, itu hanya sekelimut kisah yang mewarnai hidup kita. Sekarang kamu bisa melihat dunia dengan realistis. Ternyata dunia itu gak sempit kan? :)

Masih banyak orang-orang diluar sana yang belum kita temui dan masih banyak aktifitas-aktifitas yang sudah kita lupakan dan waktunya kita perbaiki kembali. Si dia yang kita banggakan dan kita puja, ternyata bukan makhluk satu-satunya yang harus kita cintai. Ternyata islam yang kita kira sebagai sebuah ritual saja, kini islam telah membuka mata hati kita dengan cahaya-Nya yang menerangi relung hati kita yang gelap menjadi benderang.

Inilah waktunya bermetamorfosa ...... :)



Kita bukan lagi si pemurung yang berdiam diri di sudut kamar yang gagal karena cinta, namun kini kita adalah si pejuang cinta yang tangguh nan tegar. Tanpanya kita bukan lagi butiran debu, tapi tanpanya kita permata berkilau yang patut dihargai oleh diri kita sendiri.

Keep khusnudzon billaah, keep semangka, keep try do the best :)

Mari bermetamorfosa..... Mari kita taklukan semesta bersama ^o^

Salam semangat^^



oleh Silviani yunistia
Posted by Unknown On 16.59 No comments

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube