Assalamu’alaikum sahabat-sahabat
SSG... Ketemu lagi sama silvi nih, semoga gak bosen yaa baca tulisannya yang
kadang ngaler ngidul. Hehe
Kali ini kita sama-sama merenung
yukk, setelah itu kita bergerak dan kembali melukis dunia dengan
senyuman. Are u ready? Yuhuuuu ^^
Bismillahirrahmaanirrahiim...
Siapa yang tidak mengenal hewan
yang cantik yang bisa terbang, dengan warna yang indah menghiasi tubuh dan
sayapnya. Hewan yang hobby hinggap di
bunga yang sedang bermekaran, wihh udah cantik, hobby berdiam di tempat yang
cantik pula.. Mantap ! Hehe
Pasti udah pada nebak kan siapa
yang sedang kita bicarakan itu? Siapa? Siapa? Yuppp! Benar sekali hewan itu
bernama kupu-kupu. Pasti pada tahu kan? Bener cantik bukan? Tapi siapa yang
bisa menerka ternyata dibalik kecantikannya, dia berasal dari sejenis ulat yang
membuat bulu kuduk kita merinding... Yah, kupu-kupu itu berasal dari kepompong,
kemudian ia bermetamorfosis menjadi ulat, dan akhirnya menjadi kupu-kupu yang
cantik nan indah dipandang mata. Butuh waktu selama 10 hari loh kupu-kupu
bermetamorfosis hingga akhirnya menjadi hewan yang mempesona. Terus sekarang
cuma mau bahas kupu-kupu aja gitu?? Tenang ... tenang...! Ini baru
muqodimmahnya, belum sampai ke isi. Hehe.
Okey, kenapa saya membahas terlebih dahulu proses metamorfosisnya
kupu-kupu? Karena manusia itu hidup memang berproses, jadi saya ingin kita
semua disini ikut berproses seperti kupu-kupu. Khususnya bagi kita yang hatinya
sedang 'galauisasi' (sedikit mengambil gaya berbicara vicky :p) jadi begitulah
perumpamaan untuk kita yang sedang trauma dengan masalalu, yang sedang patah
hati karena putus dengan sang pujaan hati, atau yang gagal melamar, gagal
menikah.
Memang semua itu terasa
menyakitkan. Hey munafik kalau orang yang sedang merasakan patah hati itu
mengatakan tidak menyakitkan. Patah hati itu memang menyakitkan, namun tidak
harus menikmatinya dengan meringkuk di pojokan kamar dengan tumpukan tissu,
menyesali nasib dan enggan memikirkan masa depan. Bahkan mengecohkan banyak
orang, menyebarkan penyakit malas, hidup mellow, bergalau ria, terus mengikuti
diri dengan masa lalu.
Coba kita bercermin dalam cermin
yang besar, pandang diri kita lekat-lekat, pandang wajah yang lusuh bermata
sembab karena terus-terusan menangisi si dia yang meninggalkan kita, katakan
pada diri kita di cermin itu "hey sampai kapan kau akan berada dalam
posisi yang memprihatinkan seperti ini?"
Kini sudah saatnya untuk
bermetamorfosa! Jangan biarkan masa lalu menusuk-nusuk hati kita seperti duri-duri
yang tajam. Ayoo bangkit! Ayoo bergerak! Berubah menjadi pribadi yang lebih
baik lagi. Menjadi sosok yang tegar walaupun badai menerjang dinding-dinding
hati kita.
Orang yang menyakiti kita belum
tentu ia merasakan hal yang sama. Mungkin si dia masa lalu kita yang sedang
kita tangisi, sudah jauh melupakan kita. Bahkan keberadaannya entah
dimana... Lalu untuk apa kita terus-terusan bermuram durja? Memikirkan orang
yang menyakiti kita? Apa itu yang kita sebut cinta yang tulus? Apa dia yang
kita sebut sebagai soulmate?
Hellowwwwww !!!
Berfikirklah realistis wahai
diri... Jangan terlalu mendramatisir perasaan kita dengan romantika yang
pasaran! Apakah kita mau tetap menyerahkan hati kita kepada orang yang sudah
membuat kita hancur? Padahal hati kita terlalu berharga untuk kita gadaikan
dengan seseorag yang belum halal bagi kita.
"Aku pernah mencobanya,
tapi begitu sulit!" Heyyy.....! Hidup memang tidak akan pernah mudah, dan
mungkin juga tidak akan pernah mudah. Tapi Allah tidak pernah mempersulit
hamba-Nya yang mau berusaha. Dan kesenangan maupun kesulitan yang menghampiri
episode kehidupan kita selalu silih berganti. Karena kebahagiaan, kesulitan,
kesabaran, dan pertolongan allah adalah kutipan dari cahaya yang diberikan Allah
dalam hati setiap mukmin.
Adapun kesedihan kesediahan,
kebencian, dan dosa, semua terjadi karena jauhnya diri kita dari Allah. Dan
seharusnya kita bertanya pada diri kita sendri, mengapa kita menjauhinya? Sedangkan
Allah tidak pernah menjauhi kita, bahkan Allah tidak pernah sedetikpun
meninggalkan kita. Allah juga tidak pernah menyabut kenikmatan dari kita, tapi
kitalah yang membuat jarak kepada Allah dengan menjadikan nyanyian dan
kata-kata mellow nan galau sebagai teman hidup kita. Mencari teman yang malah
menajauhkan kita dari Allah. Memiliki angan-angan tanpa iman, melakukan
hubungan dengan seseorang yang tidak diridhoi-Nya. Menyibukan diri dengan
kegiatan dengan aktifitas-aktifitas yang menjauhkan kita dari agama.
"Barang siapa berpaling dari ingatanku, maka sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunnya pada hari kiamat nanti
dalam keadaan buta". (QS. Thahaa: 124).
Pepatah mengatakan, "Dunia tak selebar daun kelor".
Kisah cinta kita yang mengharu biru dan berakhir dengan kekecewaan, itu hanya
sekelimut kisah yang mewarnai hidup kita. Sekarang kamu bisa melihat dunia
dengan realistis. Ternyata dunia itu gak sempit kan? :)
Masih banyak orang-orang diluar
sana yang belum kita temui dan masih banyak aktifitas-aktifitas yang sudah kita
lupakan dan waktunya kita perbaiki kembali. Si dia yang kita banggakan dan kita
puja, ternyata bukan makhluk satu-satunya yang harus kita cintai. Ternyata
islam yang kita kira sebagai sebuah ritual saja, kini islam telah membuka mata
hati kita dengan cahaya-Nya yang menerangi relung hati kita yang gelap menjadi
benderang.
Inilah waktunya bermetamorfosa
...... :)
Kita bukan lagi si pemurung yang
berdiam diri di sudut kamar yang gagal karena cinta, namun kini kita adalah si
pejuang cinta yang tangguh nan tegar. Tanpanya kita bukan lagi butiran debu,
tapi tanpanya kita permata berkilau yang patut dihargai oleh diri kita sendiri.
Keep khusnudzon billaah, keep semangka, keep try do the best :)
Mari bermetamorfosa..... Mari
kita taklukan semesta bersama ^o^
Salam semangat^^
oleh Silviani yunistia
0 komentar:
Posting Komentar