Sakit, Sebuah keadaan yang mengindikasikan bahwa ada
sesuatu yang tidak beres dengan tubuh kita, seperti alarm yang pake pengingat, “hai,
ada yang koslet!” Sebuah keadaan yang tidak enak, tidak nyaman, pokoknya yang
tidak-tidak, hee..Tubuh dan hati menolak dengan keras. Emm, definisi lainnya saya rasa yang baca mungkin lebih paham. hee..
Tapi, ya.. sebagai makhluk, seberapa keras pun kita
ogah dengan keadaan seperti itu, tetap saja seringkali terjadi, bahkan
berulang-ulang, meskipun segala macam jurus, tips trik jitu sudah kita
terapkan.
Namun, bukan berarti yang tidak menyenangkan itu
selalu yang buruk-buruk kan? Banyak hal yang justru yang begitu itulah yang
membuat kita lebih keren dari sebelumnya. Katanya, sakit itu penggugur dosa, So, kalau begitu ini menyenangkan, bukan? And
that’s right! ini bisa jadi ajang untuk MEMPERKEREN
DIRI.
Caranya?
Selalu ambil yang positifnya, lihat hikmahnya,
kumpulkan pelajaran sebanyak-banyaknya dari keadaan ini. Berikut beberapa
diantaranya:
1. Sakit
merupakan ajang melatih ketahanan diri, ketabahan hati. Cengeng g sih? Manja g
sih?
Memang
saat seperti ini, penderita cenderung ingin diperhatikan lebih dari biasanya, maybe karena merasa lemah, letih, lesu,
loyo, lunglai, merasa tidak berdaya, dan sebagainya, yang sering mengikuti si
pesakit. Tapi, justru itu, disinilah letak pelatihannya, jika dalam keadaan ini
saja kita masih bisa bertahan, tidak lebay, tidak cengeng, tidak manja, dan
sejenisnya, apalagi dalam keadaan biasa, normal. Pastinya lebih tangguh bukan?
2. Belajar
menghargai nikmat kesehatan.
Nah,
pada kondisi ini, biasanya kita baru sadar, bahwa MasyaAllah...nikmat Allah yang satu ini tuh, benar-benar anugerah
yang luar biasa, patut disyukuri. Begitulah, kata para tetua juga apa, “kadang sesuatu itu baru berasa berharga saat
kita sudah tidak memilikinya”.
Sakit
itu bisa menjadi pengalaman, bahwa persaan ini sungguh tidak mengenakkan, maka
jangan coba-coba untuk memancingnya, jaga diri, jaga kesehatan, ikuti aturan
tubuh seharusnya. Ini amanah loh! And then..saat sudah bisa menghargai, maka
InsyaAllah perasaan keren akan segera hinggap. Hee..
3. Sabar
dan ikhtiar yang tak putus-putus
“Ngapain
sih orang minum obat? Perasaan sakit saya gini-gini aja, g ada perubahan. Udah
ah! Sekalian g usah aja!” Beberapa orang sakit terkadang cenderung mengeluarkan
kalimat-kalimat ini. Hati-hati! Ini bisa jadi indikasi bahwa kita sedang dalam
masa “putus asa”! Padahal, sudah sangat jelas bahwa putus asa itu tidak
disenangi oleh sang Pencipta.
Maka
disinilah dilihat, siapa saja yang punya daya kesabaran yang diatas rata-rata,
siapa yang gigih dalam berusaha, siapa yang tidak. Dan bukankah sebagai orang
yang beriman patutnya kita percaya, bahwa selalu ada jalan untuk orang yang mau
merubah nasibnya, yang mau memperjuangkan hidupnya? So, berjuang terus sampai
akhir! ^_^
4. Ngeluh?
Ngapain?
Inilah
salah satu hobi yang digeluti para pesakit, mengeluh, mengeluh dan mengeluh. Padahal
kepada siapa? Entahlah, mungkin diri sendiri juga tak tahu harus dialamatkan
kemana, karena pada kenyataannya, banyak penyakit itu timbul karena ulah perbuatan
kita sendiri. Jangan pikirkan dulu soal kebiasaan kita makan ini dan makan itu
yang tidak jelas nilai gizinya, kandungan buruknya, tapi coba pikirkan dosa apa
yang sudah kita perbuat. Ajang muhasabah nih!
Dan..emang
ada orang yang saat ngeluh, ngambek, tidak terima, ngamuk-ngamuk, tiba-tiba
penyakitnya udahan aja! Takut, lari terbirit-birit! Ngacir dan menghilang? Iya,
ada ada...dalam hayalan tapi...haha. Justru, ngeluh itu seringkali membawa
dampak buruk bagi kesehatan, gimana g, bila hati kian kotor, pikiran pun jadi
sempit. Bahkan dampak buruk dari ngeluh kadang semakin gede’ saat orang-orang
di sekitar kita menjadi tidak nyaman dengan kelakukan kita ini, bisa-bisa bukan
sakit yang pergi, malah karib kerabat yang kabur.
Maka
sudahlah..hadapi, hayati, dan nikmati saja. Ikhlaskan, maka semoga Allah
meringankan beban, melapangkan dada, dan semuanya kembali baik-baik saja. Aamiin.
5.
Sakit, bikin yang jauh jadi dekat, yang
dekat lebih dekat lagi
Mungkin,
ada beberapa karib kerabat yang akan lebih care dengan kita, yang dulunya berasa
cuek, saat kita lagi sakit, tiba-tiba datang menjenguk, bahkan jauh-jauh dari
berbagai penjuru. Pernah ngerasain? Coba deh! *eh..ups, hehe. Ada pula temen or keluarga, yang ini itu diurusin sama dia, mau ini, mau itu akan segera dipenuhi.
Yang deket semakin deket. Itulah kerennya sakit.
Dan
akan menjadi lebih keren lagi, kalau ajang ini dijadikan ajang mendekatkan diri
kepada Allah, sang Pengasih, Penyayang. Yang dulu kita jauh, jarang do’a,
jarang ibadah, suka lupa melibatkan Ia dalam segala aktivitas, jadi mawas diri.
Yang udah dekat, tambah dekat lagi, bahwa betapa sayangNya Ia kepada kita, selalu
mengingatkan kalau ada hal-hal yang kita lalai di dalamnya, seperti menjaga
amanah sehat ini.
6.
Tetap tersenyum, tetap berbuat baik,
tetap memberikan manfaat sebanyak-banyaknya.
Nah,
kalau yang ini, mungkin hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang level
kekerenannya udah akut, tingkat mahir. Hee. Bayangkan, disaat sakit itu
cenderung, membuat orang lain mengubah mimik wajah sekusut-kusutnya, seiba-ibanya,
orang-orang jenis ini, masih tetap tampil menawan dengan senyuman, meski
mungkin kadang pucat tak bisa ditutupi, mungkin beberapa kawan akan bertegur “Sakit
yah? Kok pucat gitu?” Dan dengan kerennya orang-orang ini akan menjawab “Ah,
g....biasaaa...dikit doank” padahal udah oleng tuh. Pernah ketemu saja temen kayak
gini? Beri jempol...hehe.
Terus
ada lagi nih, jenis kekerenan selevel lebih tinggi, ketika sakit, ada... saja orang
yang saat kita minta bantuannya, dia masih saja mau menolong, meski dianya juga
sedang susah, dia tetap saja berbuat sebaik yang dia bisa, mengusahakan yang
terbaik untuk saudaranya, teman, sahabatnya. Disaat yang lain, sedang sehatnya
saja susahnyaaaa minta ampun untuk diharapkan kesediaannya membantu. Nah, sedang
orang-orang jenis ini sakit saja, sifat heronya masih ada, apalagi saat normal
yah! Subhanallah...mari beri upplause! :D
Finally,
menurut saya (yg g sepakat mah urusan anda, hehe), jenis orang yang terkeren
saat sakit, yang t.o.p b.g.t. adalah yang masih bisa memberi manfaat
seluas-luasnya. Seakan-akan bilang, “ayo..ini aku, manfaatkan kawan, manfaatkan!”
Disaat orang lain sibuk dengan celoteh, protes, merasa g suka, tentang “Kenapa
sih aku dimanfaatin gini? Emangnya aku apaan? Boneka? Robot?” Orang-orang jenis
ini malah seakan melemparkan diri ke dalam jurang-jurang kemanfaatan itu.
Seakan hidupnya hanya untuk bermafaat bagi orang lain, cukup itu, untuk
dirinya sendiri mah urusan Ilahi. Weits, jago! Dan bukankah memang
sebaik-baiknya manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi sesama? Khairunnas anfa’uhum linnas.
Patut
dikalungi penghargaan nih! Hee..
So,
mau keren? Mungkin point 1-6 bisa dicoba, dan bila masih berasa kurang,
silahkan ditambahkan. Semangat! Mari jadi Keren! Hehe...^_^
Oleh Rifa'atul Mahmudah
0 komentar:
Posting Komentar