Minggu, 11 Mei 2014

“Tolong dibantu ya..tolong di bantu ya..prok..prok..prok..simsalabim jadi apa?”

Begitulah kira-kira sepenggal mantra yang diucapkan seorang pesulap. Entah darimana asal muasal kata “simsalabim” itu bermula, yang jelas kata tersebut menyiratkan sesuatu yang instan, simsalabim langsung jadi, awalnya bunga simsalabim jadi burung atau mungkin awalnya manusia masuk kotak dan sim...sa..la..bim jadilah kotak tersebut berisi apel atau apapun itu.

Eeekkh jadi asik bahas simsalabim abrakadabra, sobat, yuk kembali ke tema besar kita “genggam dunia dengan tindakan bukan dengan simsalabim abrakadabra.”

Semua perlu proses, tidak serta merta simsalabim abrakadabra dari sapu tangan jadi burung, eeekh enak saja manusia ini, hanya Allah satu-satunya pemilik simsalabim, kun fa yakun, jadi...maka jadilah. Hanya Allah tiada lain yang mampu menjadikan sesuatu tanpa proses, tanpa tindakan  jika Allah berkehendak. Kita terkadang lupa bahwa sejatinya manusia tanpa bantuan Allah sungguh....sungguh sangat tidak berdaya dan tidak ada apa-apanya dibanding kekuasaan Allah menolong kita.

 “Namanya juga manusia, serba pengen instan. Pengen cepet kaya, pengen cepet bahagia, pengen cepet meraih kesuksesan, pengen cepet nyampe puncak, pengen cepet pergi ke paris, ke Bulan, kesana..kemari...kesitu...kesini...” Heee

Sejatinya manusia yang selalu diliputi dengan hawa nafsu yang menggebu, maka manusia begitu menuhankan kesuksesan, kebahagian, kenyamanan, tetapi mereka lupa untuk bertindak, mereka lupa untuk bergerak, mereka lupa bahwa kesuksesan, kebahagiaan, keberhasilan itu butuh diperjuangkan, tidak serta-merta menyertai mereka hanya dengan kalimat “simsalabim aku jadi kaya” atau mungkin “simsalabim aku lagi makan malam romantis di negeri yang romantis”, padahal ekh padahal lagi tiduran di kasur, ngelamun, dengerin musik-musik sayu, yang kata orang-orang lagi putus cinta : lagu-lagu yang ngajakin bunuh diri, naudzubillah.

Sobat travelicious, yuk sebelum kita menggenggam dunia kita melanglangbuana menilik sejarah para penggenggam dunia. Ada yang tahu dengan merek minuman 7-UP? merek softdrink rasa jeruk nipis ini sudah tidak perlu diragukan lagi kepopulerannya. awal mulanya perusahaan ini mengambil nama 3up sebagai merek sodanya. namun sayangnya, usaha ini gagal. Kemudian si pendiri kembali memperjuangkan bisnisnya dan mengganti namanya dengan 4up. Malangnya, produk ini pun bernasib sama dengan sebelumnya. Selanjutnya dia berusaha bangkit lagi dan mengganti lagi namanya menjadi 5up. Gagal lagi. Kecintaanya pada soda membuatnya tak menyerah dan berusaha lagi dengan nama baru 6up. Produk ini pun gagal dan dia pun menyerah. Beberapa tahun kemudian, orang lain muncul dan membuat soda dengan nama 7up dan mendapat sukses besar!

Mungkin kita tidak tahu kapan usaha kita akan membuahkan hasil, tapi suatu saat nanti pastilah waktu itu akan tiba. Justru karena kita tidak tahu kapan waktu keberhasilan kita, maka jangan pernah kita menghentikan usaha kita dan memutuskan untuk menyerah. 3up gagal, buatlah 4up! 4up gagal, dirikan 5up! bahkan meski harus muncul 6up, 7up, 8up, atau 100up sekalipun, jangan pernah berhenti sampai jerih payah kita membuahkan hasil. Percayalah bahwa Allah menghargai usaha kita. keberhasilan tidak datang pada orang yang malas berjuang dan gampang menyerah.

Si-miskin yang berjuang menulis buku harry-potternya, Steve jobs yang justru diberhentikan dari perusahaan yang dirintisnya, sampai Thomas Alfa Edison dengan kekurangan fisiknya. Bukankah mereka itu para pejuang? Tak kenal menyerah, mereka bertindak, bergerak, ketika gagal mereka tahu kapan dan bagaimana mereka harus bangkit. Ketika jatuh mereka tahu caranya berdiri, tidak hanya melulu melamun dikasur tidak bergerak, tidak membuka pintu, tidak memberi kesempatan cahaya masuk. Jadilah manusia pejuang yang memperjuangkan kesuksesan, kebahagiaan, bukan mereka yang menunggu kesuksesan datang tapi hanya bergerak di tempat.

Terjatuh, dihina, dikucilkan adalah bagian dari kehidupan. Kegagalan paling abadi adalah kegagalan untuk mulai bertindak, bila kita sudah mencoba kemudian gagal, kita memperoleh sesuatu yang bisa dipelajari dan mungkin kita bisa coba lagi..lagi..dan lagi sampai kesuksesan itu datang sampai kita bisa menggenggam dunia yang kita inginkan.

Bila kita memandang diri kita kecil, maka dunia akan tampak sempit, dan otomatis tindakan kitapun menjadi pendek, sempit. Tetapi bila kita memandang diri kita besar, dunia akan terlihat luas dan kitapun akan dengan mudah melakukan hal-hal yang penting dan berharga.

Sobat, tindakan adalah cermin bagaimana kita melihat dunia, selama dunia kita tak lebih luas dari pikiran kita tentang diri kita sendiri. Itulah mengapa kita diajarkan untuk berprasangka positif pada diri sendiri, agar kita bisa melihat dunia lebih indah. Bila kita takut menghadapi dunia, sesungguhnya kita takut menghadapi diri sendiri.

Pergilah bergerak, berpetualang, bertebaranlah di muka bumi mencari hikmah, berusaha sekeras mungkin, berjalan setapak demi setapak demi menggenggam dunia.

Sebagai penutup, yuk bertindak! Jangan menunggu sampai ada waktu yang tepat untuk memulai sesuatu, jangan menunggu suasana hati riang baru mau bertindak, jangan takut kegagalan karena itu pelajaran, jangan hanya menunggu tapi berbuatlah hari ini, mulai dari sekarang karena dunia hanya digenggam oleh mereka dengan tindakan bukan dengan simsalabim!

Oleh : Tri Methaa Meitania
Posted by Unknown On 01.38 No comments

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube