“Tolong dibantu ya..tolong di bantu
ya..prok..prok..prok..simsalabim jadi apa?”
Begitulah
kira-kira sepenggal mantra yang diucapkan seorang pesulap. Entah darimana asal
muasal kata “simsalabim” itu bermula, yang jelas kata tersebut menyiratkan
sesuatu yang instan, simsalabim langsung jadi, awalnya bunga simsalabim jadi
burung atau mungkin awalnya manusia masuk kotak dan sim...sa..la..bim jadilah
kotak tersebut berisi apel atau apapun itu.
Eeekkh jadi
asik bahas simsalabim abrakadabra, sobat, yuk kembali ke tema besar
kita “genggam dunia dengan tindakan bukan dengan simsalabim abrakadabra.”
Semua perlu
proses, tidak serta merta simsalabim abrakadabra dari sapu tangan jadi burung, eeekh enak saja manusia ini, hanya
Allah satu-satunya pemilik simsalabim, kun fa yakun, jadi...maka jadilah. Hanya
Allah tiada lain yang mampu menjadikan sesuatu tanpa proses, tanpa
tindakan jika Allah berkehendak. Kita
terkadang lupa bahwa sejatinya manusia tanpa bantuan Allah sungguh....sungguh
sangat tidak berdaya dan tidak ada apa-apanya dibanding kekuasaan Allah
menolong kita.
“Namanya juga manusia, serba pengen instan.
Pengen cepet kaya, pengen cepet bahagia, pengen cepet meraih kesuksesan, pengen
cepet nyampe puncak, pengen cepet pergi ke paris, ke Bulan,
kesana..kemari...kesitu...kesini...” Heee
Sejatinya
manusia yang selalu diliputi dengan hawa nafsu yang menggebu, maka manusia
begitu menuhankan kesuksesan, kebahagian, kenyamanan, tetapi mereka lupa untuk
bertindak, mereka lupa untuk bergerak, mereka lupa bahwa kesuksesan,
kebahagiaan, keberhasilan itu butuh diperjuangkan, tidak serta-merta menyertai
mereka hanya dengan kalimat “simsalabim aku jadi kaya” atau mungkin “simsalabim
aku lagi makan malam romantis di negeri yang romantis”, padahal ekh padahal
lagi tiduran di kasur, ngelamun, dengerin musik-musik sayu, yang kata
orang-orang lagi putus cinta : lagu-lagu yang ngajakin bunuh diri, naudzubillah.
Sobat
travelicious, yuk sebelum kita menggenggam dunia kita melanglangbuana menilik
sejarah para penggenggam dunia. Ada yang tahu dengan merek minuman 7-UP? merek
softdrink rasa jeruk nipis ini sudah tidak perlu diragukan lagi kepopulerannya. awal mulanya perusahaan ini mengambil
nama 3up sebagai merek sodanya. namun sayangnya, usaha ini gagal. Kemudian si
pendiri kembali memperjuangkan bisnisnya dan mengganti namanya dengan 4up. Malangnya,
produk ini pun bernasib sama dengan sebelumnya. Selanjutnya dia berusaha
bangkit lagi dan mengganti lagi namanya menjadi 5up. Gagal lagi. Kecintaanya
pada soda membuatnya tak menyerah dan berusaha lagi dengan nama baru 6up.
Produk ini pun gagal dan dia pun menyerah. Beberapa tahun kemudian, orang lain
muncul dan membuat soda dengan nama 7up dan mendapat sukses besar!
Mungkin kita tidak tahu kapan usaha
kita akan membuahkan hasil, tapi suatu saat nanti pastilah waktu itu akan tiba.
Justru karena kita tidak tahu kapan waktu keberhasilan kita, maka jangan pernah
kita menghentikan usaha kita dan memutuskan untuk menyerah. 3up gagal, buatlah
4up! 4up gagal, dirikan 5up! bahkan meski harus muncul 6up, 7up, 8up, atau
100up sekalipun, jangan pernah berhenti sampai jerih payah kita membuahkan
hasil. Percayalah bahwa Allah menghargai
usaha kita. keberhasilan tidak datang pada orang yang malas berjuang dan
gampang menyerah.
Si-miskin yang
berjuang menulis buku harry-potternya, Steve jobs yang justru diberhentikan
dari perusahaan yang dirintisnya, sampai Thomas Alfa Edison dengan kekurangan
fisiknya. Bukankah mereka itu para pejuang? Tak kenal menyerah, mereka
bertindak, bergerak, ketika gagal mereka tahu kapan dan bagaimana mereka harus
bangkit. Ketika jatuh mereka tahu caranya berdiri, tidak hanya melulu melamun
dikasur tidak bergerak, tidak membuka pintu, tidak memberi kesempatan cahaya
masuk. Jadilah manusia pejuang yang memperjuangkan
kesuksesan, kebahagiaan, bukan mereka yang menunggu kesuksesan datang tapi
hanya bergerak di tempat.
Terjatuh,
dihina, dikucilkan adalah bagian dari kehidupan. Kegagalan paling abadi adalah
kegagalan untuk mulai bertindak, bila kita sudah mencoba kemudian gagal, kita
memperoleh sesuatu yang bisa dipelajari dan mungkin kita bisa coba
lagi..lagi..dan lagi sampai kesuksesan itu datang sampai kita bisa menggenggam
dunia yang kita inginkan.
Bila kita
memandang diri kita kecil, maka dunia akan tampak sempit, dan otomatis tindakan
kitapun menjadi pendek, sempit. Tetapi bila kita memandang diri kita besar,
dunia akan terlihat luas dan kitapun akan dengan mudah melakukan hal-hal yang
penting dan berharga.
Sobat, tindakan adalah cermin bagaimana kita melihat dunia, selama
dunia kita tak lebih luas dari pikiran kita tentang diri kita sendiri. Itulah
mengapa kita diajarkan untuk berprasangka positif pada diri sendiri, agar kita
bisa melihat dunia lebih indah. Bila kita takut menghadapi dunia, sesungguhnya
kita takut menghadapi diri sendiri.
Pergilah
bergerak, berpetualang, bertebaranlah di muka bumi mencari hikmah, berusaha
sekeras mungkin, berjalan setapak demi setapak demi menggenggam dunia.
Sebagai
penutup, yuk bertindak! Jangan menunggu sampai ada waktu yang tepat untuk
memulai sesuatu, jangan menunggu suasana hati riang baru mau bertindak, jangan
takut kegagalan karena itu pelajaran, jangan hanya menunggu tapi berbuatlah
hari ini, mulai dari sekarang karena dunia hanya digenggam oleh mereka dengan
tindakan bukan dengan simsalabim!
Oleh : Tri Methaa Meitania
0 komentar:
Posting Komentar