Selasa, 07 Oktober 2014

Radang telinga?
Otitis Media atau yang biasa kita kenal dengan Congek adalah peradangan (inflamasi) pada telinga bagian tengah. Diduga penyebabnya adalah obstruksi tuba Eustachius dan sebab sekunder yaitu menurunnya imunokompetensi (kemampuan tubuh untuk kebal terhadap penyakit) yang berkaitan dengan adanya infeksi saluran napas atas dan alergi. Infeksi ini biasanya terjadi akibat kelakuan kita yang sering membersihkan telinga dengan cara yang tidak tepat, misalnya mengorek-ngorek telinga dengan benda tajam, sehingga menyebabkan telinga bagian tengah menjadi luka, kemudian beberapa bakteri dan virus dapat bersarang di sana. Dapat pula terjadi karena alegi terhadap cuaca yang mengakibatkan ingusan yang apabila tidak kita keluarkan dan dihirup lagi, akan menyebabkan beberapa bakteri yang dibawanya mampu melewati tuba Eustachius ini. Sistem kekebalan tubuh kita akan berusaha melawannya dan merelakan sel darah putih, sehingga terbentuklah nanah.

Streptococcus pneumonia, Hemophilus influenza, dan Moraxella catarrhalis merupakan bakteri yang paling sering menyebabkan penyakit ini, selain bakteri Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus, dan Pseudomonas aeruginosa. Tetapi virus seperti respiratory syncytial virus, influenza virus, rhinovirus, adenovirus yang terisolasi di cairan telinga tengah dengan atau tanpa bakteri, tejadi lebih dari setengah dari kasus penyakit ini. Sehingga menyebabkan antibiotik sulit menangani keadaan ini.


Mengapa anak-anak lebih mudah terserang otitis media dibanding orang dewasa?
i)  Sistem kekebalan tubuh anak masih dalam perkembangan.
ii)  Saluran Eustachius pada anak lebih lurus secara horizontal dan lebih pendek sehingga ISPA
lebih mudah menyebar ke telinga tengah.
iii)  Adenoid (adenoid: salah satu organ di tenggorokan bagian atas yang berperan dalam kekebalan tubuh) pada anak relatif lebih besar dibanding orang dewasa. Posisi adenoid berdekatan
dengan muara saluran Eustachius, sehingga adenoid yang besar dapat mengganggu terbukanya
saluran Eustachius. Selain itu adenoid sendiri dapat terinfeksi di mana infeksi tersebut
kemudian menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius.


Bagaimana gejalanya?
Secara umum, gejala Otitis Media dibagi berdasarkan jenisnya, dimana pada otitis media akut ditandai dengan gejala yang muncul cepat seperti: nyeri pada telinga, gangguan pendengaran, pusing, demam, gangguan keseimbangan, dan gelisah. Otitis efusi adalah penumpukan cairan di ruang telinga tengah tanpa gejala penyakit akut. Sedangkan otitis media kronik adalah infeksi menahun pada telinga tengah, terjadi akibat adanya lubang pada gendang telinga (perforasi). Nyeri jarang dijumpai pada otitis kronik, dan dapat menyebabkan hilangnya pendengaran.

Apakah menular? Bagaimana caranya? Dan apa saja faktor resikonya?
Otitis media atau congek ini adalah salah satu penyakit menular dan oleh karena sebagian besar otitis media didahului oleh infeksi pernapasan atas, maka metode penularan adalah sama seperti pada infeksi pernapasan tersebut.
Adapun faktor resiko dari penyakit ini adalah sebagai berikut:
a. Abnormalitas anatomi: celah langit-langit mulut biasanya disebut dengan sumbing.
b. Musim dingin
c. Hipertropi adenoid (pembesaran tonsil).
d. Down syndrome
e. Infeksi saluran napas pernapasan di keluarga
f. Ras kulit putih
g. Menderita infeksi pertama pada usia muda.

Cara Mengobatinya?
a. Terapi Pokok
Terapi otitis media akut meliputi pemberian antibiotika oral dan tetes, bila disertai pengeluaran sekret. Lama terapi adalah 5 hari bagi pasien risiko rendah (yaitu usia > 2 tahun serta tidak memiliki riwayat otitis ulangan ataupun otitis kronik) dan 10 hari bagi pasien risiko tinggi.
Antibiotika yang digunakan dibagi menjadi dua pilihan yaitu lini pertama dan kedua. Antibiotika pada lini kedua diindikasikan bila:
1. Antibiotika pilihan pertama gagal
2. Riwayat respon yang kurang terhadap antibiotika pilihan pertama
3. Hipersensitivitas
4. Organisme resisten terhadap antibiotika pilihan pertama yang dibuktikan dengan tes sensitifitas
5. Adanya penyakit penyerta yang mengharuskan pemilihan antibiotika pilihan kedua.
Untuk pasien dengan sekret telinga (otorrhea), maka disarankan untuk menambahkan terapi tetes telinga Ciprofloxacin atau Ofloxacin.
Pilihan terapi untuk otitis media akut yang persisten yaitu otitis yang menetap 6 hari setelah menggunakan antibiotika, adalah memulai kembali antibiotika dengan memilih antibiotika yang berbeda dengan terapi pertama. Profilaksis bagi pasien dengan riwayat otitis media ulangan menggunakan amoksisilin 20 mg/kg satu kali sehari selama 2-6 bulan berhasil mengurangi insiden otitis media sebesar 40-50 %.


b. Terapi Penunjang
Terapi penunjang dengan analgesik dan antipiretik memberikan kenyamanan khususnya pada anak. Terapi penunjang lain dengan menggunakan dekongestan, antihistamin, dan kortikosteroid pada otitis media akut tidak direkomendasikan, mengingat tidak memberikan keuntungan namun justru meningkatkan risiko efek samping.
Dekongestan dan antihistamin hanya direkomendasikan bila ada peran alergi yang dapat berakibat kongesti pada saluran napas atas. Sedangkan kortikosteroid oral mampu mengurangi efusi pada otitis media kronik lebih baik daripada antibiotik tunggal. Penggunaan Prednisone 2 x 5 mg selama 7 hari bersama-sama antibiotika efektif menghentikan efusi.



Referensi
Dipiro. Joseph T., et all. 2008. Pharmacoteraphy Principle and Practice. The McGraw-Hill Companies, Inc. United States.
Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik. 2005. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Infeksi Saluran Napas. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Sukandar, Elin Y., dkk. 2008. ISO Farmakoterapi. PT. ISFI. Jakarta.
Posted by Unknown On 03.11 No comments READ FULL POST

Senin, 08 September 2014

Tidak semua yang kelihatannya buruk benar-benar negatif, dan sebaliknya yang kelihatan baik benar-benar positif. Dalam banyak hal dampak positif dan negatif menjadi satu kesatuan. Maka betapa penting untuk mengetahui tentang akibat dari apa yang kita kerjakan, apalagi ini menyangkut kebiasaan, sesuatu yang diulang-ulang. Bukankah kita selalu ingin yang baik-baik dan sebisa mungkin terhindar dari yang buruk?
So, Let's read!

1. Penggunaan Hand Sanitizer (gel pembersih tangan)
Banyak orang memutuskan untuk menggunakan hand sanitizer sebagai pembunuh bakteri. Kebiasaan ini dianggap sama dengan menggunakan air bahkan melebihi, seperti yang sering ditemukan di iklan-iklan. Tetapi, terlalu sering menggunakannya ternyata dapat menyebabkan beberapa dampak buruk, diantaranya bagi kulit yang sensitif menjadi lebih rentan terhadap iritasi, hal ini terjadi pada pemakaian hand sanitizer yang mengandung alkohol dengan kadar tinggi. Selain itu, Menurut Richard Gallo, MD, PhD, kepala divisi Dermatology at the University of California, San Diego, dalam sebuah penelitian terbaru dijelaskan bahwa cairan pembersih atau gel sanitasi mengandung triklosan dapat membuat bakteri menjadi kebal dan berkembang lebih cepat. 

2. Berganti-ganti produk perawatan kulit

Hasil yang tidak instan membuat banyak orang cenderung berpindah dari satu produk ke produk lain, pun berlaku untuk perawatan wajah. Padahal, seperti yang dikemukakan dermatolog Jody Levine, dibutuhkan setidaknya enam hingga delapan minggu untuk melihat hasil dari sebuah produk perawatan. Terlalu sering berganti produk perawatan justru dapat membuat kulit menjadi merah, meradang, dan lebih sensitif terhadap produk lain.

3. Penggunaan High Heels
High heels digunakan untuk menunjang penampilan banyak wanita, tetapi beberapa dampak buruk yang ditemukan bila penggunaannya terlalu sering, diantaranya otot tubuh mengecil, hal ini disebabkan karena high heels mendorong untuk berjalan jinjit. Selain itu, dapat menyebabkan perubahan pada pinggul dan tulang belakang menjadi tidak sejajar, inilah yang menyebabkan tubuh terlihat melengkung. Penggunaan hak tinggi yang sering dengan ketinggian yang berlebih akan mengakibatkan penebalan jaringan saraf pada jari kaki ketiga dan keempat, sehingga menimbulkan rasa nyeri pada jari kemudian memicu tumor jinak. Pada ibu hamil akibat adanya peningkatan hormon relaxin yang dihasilkan dari indung telur maka ketika memaksakan untuk menggunakan sepatu hak tinggi dikhawatirkan akan mengakibatkan sakit punggung. Keseimbangan karena peningkatan berat badan ketika hamil ditakutkan akan mempengaruhi cara jalan sehingga mengakibatkan keseleo.

4. Menggunakan sandal jepit (flip flop)
Tidak hanya penggunaan High heels yang dapat berdampak negatif, penggunaan sandal jepit pun demikian bila terlalu sering. Seperti yang dikemukakan oleh Jordana Szpiro, seorang podiatrist di Boston bahwa "Flip-flop atau sandal yang tidak memberi dukungan pada struktur kaki, dapat menyebabkan patah tulang karena kaki menjadi tegang sebab mencoba menahan berat badan Anda." Selain itu, saat mengenakan sandal jepit, otot-otot pada bagian depan tulang kering (tibialis anterior) bekerja lebih keras daripada ketika kita bertelanjang kaki karena jari-jari kaki mencoba menahan sandal supaya tidak "bergerak" ke mana-mana. Oleh karena itu, ada baiknya jika Anda memilih sandal jepit dengan penutup tumit, bertali besar serta memiliki lengkungan pada telapak kaki (mengikuti kontur telapak kaki).

5. Menggosok Gigi Setelah Makan
Kita tahu bersama bahwa menyikat gigi dapat menjaga kesehatan gigi dan mulut. Tetapi, menurut Greg Diamond, DDS, seorang periodontist di New York, bila hal ini dilakukan setelah makan, dapat menyebabkan lapisan email gigi rapuh. Ia hanya menyarankan untuk membilas mulut dengan air. Menggosok gigi hanya perlu dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan malam hari. Selain itu, ketika menyikat gigi, pastikan melakukannya dengan gerakan melingkar, bukan atas-bawah atau kanan-kiri. Dengan begitu, bakteri berbahaya yang ada di antara gigi dan gusi dapat hilang lebih banyak dan tidak melukai gusi. 

6. Hanya melakukan kardio ketika berolahraga.
Cara terbaik untuk menurunkan berat badan memang dengan melakukan kardio seperti berlari atau bersepeda. Namun, menurut terapis fisik Josep Ciccone, melakukan hanya olahraga kardio berulang bisa membuat otot tegang hingga terluka. Yang lebih sehat, katanya lagi, adalah dengan menggabungkan beberapa jenis olahraga dalam setiap latihan.


7. Mengkonsumsi suplemen nutrisi. 
Profesor dari Georgia State University Christine Rosenblom mengatakan kebanyakan orang mengkonsumsi beberapa suplemen sekaligus tanpa tahu dengan benar fungsinya. Padahal, suplemen memiliki efek samping yang cukup serius jika dikonsumsi berlebihan. Beberapa efek berbahaya yang tumbuh adalah vitamin A yang bisa mengganggu pertumbuhan janin, vitamin C yang mengakibatkan gangguan pencernaan, dan vitamin B6 yang dapat merusak syaraf.

Jadi, mari lebih bijak dan jangan belebihan dalam melakukan sesuatu. ^_^

Sumber :
http://wolipop.detik.com
http://health.liputan6.com
http://www.cosmopolitan.co.id
http://www.tempo.co.
http://www.iniunik.web.id
http://bidanku.com


Posted by Unknown On 17.24 No comments READ FULL POST

Rabu, 03 September 2014

290913, aku berusaha menahan kelopak mataku yang berkali-kali jatuh mengatup. Berkomat-kamit apa saja, melirik ke kanan dan ke kiri untuk melatih otot mata berharap sadar segera menyergap. Tapi rasa ini terus memburu. Aku antara sadar dan tidak. Lalu pundakku dibelai lembut seorang teman, tersenyum tulus, meski wajahnya tampak sama, mengantuk.

Setelah kurang lebih 6 tahun lamanya tempat seperti ini tidak kujamah lagi. Aktivitas seperti ini dalam sebulan bahkan bisa dihitung jari. Kemarin takdir ini berlaku, membuat memoriku terkulai, terhampar satu-satu di dalam benak, di setiap langkah dan kejadian yang tercipta, tak jauh beda.

Pesantren, menjadi santri lagi.

Hawa ini kembali merasuk, perasaan yang kusuka, yang sering membawa aku ke ruang rindu. Bila sebelum-sebelumnya jejaring sosial menjadi teman bermalam minggu yang paling setia, maka malam ini tidak. Ada rasa di dada yang bergejolak lompat ketika bergabung menjadi salah satu diantara 183 orang di tempat ini. Tujuan, impian, dan harapan kita mungkin berbeda. Tapi tentu saja, tempat seperti ini akan memaksa diri-diri kita untuk menjadi lebih baik. Seperti kata guru, “Ada banyak pemuda-pemudi di luar sana, kuantitas waktunya boleh sama, tapi kualitasnya yang membedakan.”

Aku masih terduduk, suara itu mengalun dengan lembutnya sama seperti minggu lalu di tempat yang sama, iqamah, seperti disetting otomatis, aku ikut bangkit dari tempatku. Walau memang langkah kaki berat, sungguh sangat malas, kewajiban mengantarkanku ke tempat ini lagi, Tahajjud hingga waktu Subuh datang. Berdiri bershaf lurus dengan jemaah lainnya. Memulai dengan niat, dan beginilah lagi, tes…tes…satu satu air mataku jatuh menggenangi mukena, deras sekali. Sungguh, aku tak tahu apa yang terjadi, hanya saja yang kurasakan seluruh tubuhku menggigil takut, merasa hina, kerdil. Ayat-ayat yang dilantunkan sang imam begitu jelas memamntul-mantul di gendang telinga, menyusup pelan ke dalam dada. Perasaan apa ini? Sedih yang menentramkan. Dan kantuk yang tak tertahan tadi, menguap entah kemana. Aku asyik “sendiri”.

Malam ahad, menjelang subuh. Ritual ini menjadi kewajiban kita, para calon SANTRI SIAP GUNA. Pelatihan yang diadakan Sabtu-Ahad ini adalah kegiatan baruku. Ringan, tapi memang penuh godaan. Bermanfaat, tapi memang penuh tantangan. Bagi yang tidak terbiasa, maka bersusah-susah dahulu sepertinya memang pembuka jalan untuk memperoleh kedamaian yang luar biasa ini.

Dan ketika hal ini menjadi bagian dari diri, sesuatu yang diistiqomahkan. Maka bersiaplah dengan sensasi kesejukan hati yang luar biasa nikmatnya. Apalagi diimami dengan suara merdu yang jelas sekali pelafalannya, meski tak semua arti dari ayat-ayat yang dilantunkan itu bisa kupahami dengan baik, indahnya firman Allah merasuk ke hati. Itulah mungkin sebabnya, menjadi imam itu perlu yang terbaik dari yang ada.

Waktu berganti, diklat pun usai. Entah mengapa, rasanya ada yang ikut hilang bersamaan dengan kawan seperjuangan yang mulai sibuk satu-satu ke aktivitas semula. Tak ada lagi malam dimana kita saling membangunkan, menyapu lembut pundak teman yang terkantuk. Kemana shaf-shaf itu, dimana kakiku dan kakimu bersentuhan, rapat, menunduk, hening bersama? Masihkah kita menyapaNya meski tak diimami? Masihkah ada bulir-bulir bening dari mata yang jatuh menggenang di pipi? Atau masihkah kita berhasil mengalahkan kantuk yang menyergap untuk bertemu sang Maha? Ya, bahkan mungkin sekedar niat, apakah masih terbit di hati-hati kita? Masihkah kita istiqomah?


Ah...aku rindu. Kuharap ini bukan rasa kepunyaanku saja. Semoga kau pun merindu. Tahajjud kita. Lalu sepertiga malam sebentar kita bangun sama-sama, meski tak bersama. 

sumber gambar: http://www.tipspengetahuan.com.

Posted by Unknown On 08.04 No comments READ FULL POST

Selasa, 02 September 2014

Seperti yang kita tahu bersama bahwa di dunia ini, Allah menciptakan berbagai macam keseimbangan yang sedemikian rupa untuk memakmurkan kehidupan makhluk-Nya. Hanya saja, dengan berbagai macam ulah tangan manusia pula, kadang justru manusia itu sendiri yang menciptakan kerugian bagi lingkungan, terlebih bagi diri sendiri.

Contoh paling sederhana adalah memulai dan mengistiqomahkan kebiasaan buruk yang berakibat fatal bagi kesehatan. Melalui konsumsi makanan dan minuman yang tidak sehat, olahraga yang tidak teratur (mungkin jarang bergerak), mudah stress, dll dapat menjadi pintu gerbang masuknya berbagai macam penyakit. Hal ini bisa diakbibatkan oleh ketidakseimbangan asam dan basa di dalam tubuh.

Hubungan antara asam dan basa secara sains diukur dalam skala 1 sampai 14, dikenal dengan “pH". Pada skala tersebut, 7 adalah netral, di bawah 7 adalah asam, dan di atasnya adalah basa. Secara teknis, pH merefleksikan konsentrasi ion hidrogen (molekul bermuatan positif).

Keadaan seimbang antara asam dan basa tubuh diperlukan agar bagian-bagian tubuh dapat menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya, dengan kebutuhan akan pH yang berbeda-beda. Misalnya, darah dan jaringan harus agak basa, bagian usus besar harus sedikit asam, dsb.

Meskipun tubuh manusia pada dasarnya akan mempertahankan kondisinya agar tetap berada dalam keadaan seimbang, namun ada konsekuensi yang harus kita bayar atas kerusakan yang sudah kita buat tersebut. Pada tahap awal ketidakseimbangan gejala yang timbul tidak terlalu intens seperti ruam kulit, kelelahan, sakit kepala, alergi, daya tahan tubuh lemah, demam dan flu atau masalah sinus. Saat keadaan makin parah, kondisi yang lebih serius muncul. Organ dan sistem melemah, disfungsi kelenjar tiroid, adrenalin, hati dan sebagainya, pertanda bahwa memang tubuh melewati ambang batas tolerirnya.

Hal ini terjadi karena demi mengatur keseimbangan tersebut, darah akan menarik mineral basa, seperti natrium, kalium, kalsium, dan magnesium dari jaringan kita sebagai kompensasi. Saat mineral-mineral ini bereaksi dengan asam, akan menghasilkan substansi yang tidak terlalu menggangu, yang kemudian akan dibuang oleh tubuh.

Tubuh yang sehat akan menjaga cadangan suplai mineral-mineral tersebut untuk keperluan darurat. Namun bila tidak tersedia dalam jumlah cukup, maka mineral-mineral ini akan diambil dari tempat lain seperti tulang, otot, dll.

Jika kelebihan asam menjadi terlalu besar untuk diseimbangkan oleh darah, kelebihan asam tersebut akan dibuang ke dalam jaringan untuk disimpan. Kemudian, sistem limfatik (imunitas) harus menetralkannya dan membuang sisanya. Namun, membuang asam dari jaringan ternyata berarti membuangnya kembali ke dalam darah, menghasilkan sebuah siklus yang justru akan menarik lebih banyak mineral-mineral basa dari fungsi normalnya, dan membebani hati dan ginjal. Lebih jauh lagi, jika sistem limfa kelebihan beban atau tidak befungsi dengan sempurna, maka asam akan menumpuk dalam berbagai sistem organ seperti jantung, pankreas, hati, dan usus besar, atau disimpan dalam jaringan lemak, termasuk dada, pinggul, paha, perut, dan otak.
Sakit yang akut atau berulang adalah hasil dari usaha tubuh memobilisasi cadangan mineral untuk mencegah kerusakan sel.

Lebih parahnya lagi, bahwa mikroorganisme seperti bakteri dan jamur yang awalnya berada dalam tubuh dalam jumlah yang sewajarnya (flora normal) bisa jadi berkembang dengan pesat dan menyebabkan berbagai kerusakan. Hal ini karena makhluk-makhluk ini gemar pada kondisi tingkat oksigen yang redah yang disebabkan oleh keasaman.

So, solusi untuk mencegah semua masalah kesehatan ini adalah dengan menyeimbangkan pH darah dan jaringan melalui suplei nutrisi yang benar, pola makan makan dan olahraga yang teratur, serta spiritual yang baik.

Mencegah lebih baik daripada mengobati! ^_^

Sumber : buku "The pH Miracle" by Robert O.Young
Posted by Unknown On 16.00 No comments READ FULL POST

Minggu, 24 Agustus 2014


Betapa sering kita abai terhadap hal-hal kecil yang kita anggap remeh tapi sebenarnya penting, awal dari banyak hal besar. Sesuatu yang mungkin kita tak acuh karena merasa dampaknya tak terlihat. Padahal beberapa hal justru semakin awet rasanya saat orientasinya bukan hal-hal yang bisa dicerna oleh mata, dijudge pertama oleh yang terlihat. Seperti Kebaikan, ketulusan.



Unsung Hero. Iklan asuransi dari Thailand ini sudah dikunjungi lebih dari 19juta pasang mata di youtube. Mungkin bukti bahwa manusia memang senang benar dengan namanya kebaikan.

Tak semua orang seberuntung kita, dan tentu kita juga bukan makhluk sempurna yang bisa melakukan semuanya sendirian. Kita bermain di atas pentas yang sama dengan berbagai peran berbeda tapi saling mendukung. Yang kaya butuh yang miskin, yang miskin butuh si kaya, yang lemah butuh si kuat, yang kuat pun sebaliknya. Ayah, Ibu, Nenek, Kakek, Kakak, Adik, dan seluruh penduduk bumi memang diciptakan sebagai makhluk sosial. Yang kesosialannya tidak melulu bisa diukur dengan sesuatu yang nampak, tapi juga dapat terpenuhi melalui kelapangan hati, kebahagiaan yang diperoleh.

Bahkan video ini bukan hanya sekedar menggambarkan keterkaitan manusia satu dengan yang lain, tapi lebih luas kepada tanaman, hewan, sekitarnya. Menampilkan bahwa kebaikan bukan hanya dapat dirasakan manfaatnya oleh manusia. Ia-nya menyapu bersih seluruh alam.

Ah, bukankah kita terlalu senang dengan kepopuleran? Ingin dibilang "sebagai", selalu ingin tampil, dipuji, disanjung, senang membuat kepala "besar-besar". Naluri? Ya, mungkin memang demikian. Tapi percayakah kita bahwa banyak hal yang justru karena tidak terekspos, tidak ditujuk-tunjukkan, dipamerkan, dicerita kanan kiri, kemana-kemana, malah menambah nilai plusnya. Ianya menjaga kesucian si niat, tetap bernama "kebaikan" bukan berganti menjadi "modus".

Saat kita berbuat bukan tentang apa yang kita dapatkan, apa yang bisa kita peroleh, namun apa yang bisa kita berikan. Saat seluruh raga kita set untuk peka terhadap kesusahan yang lain, lalu berbuat. Saat kita menanggalkan baju keegoan, keuntungan, keserakahan, lalu menggantinya dengan jubah ketulusan. Maka bersiaplah merasakan sensasinya, kebahagiaan yang menjalar keseluruh sendi. Melihat video ini saja, membuat saya dan mungkin kita semua tersenyum-senyum lalu terharu, menghadirkan lonjatan rasa damai yang meluap. Lantas, bagaimana bila kita pelakunya? Berapa kali lipat rasa ini memenuhi hati kita?
Dan ajaib sekali, seperti video di atas dan pada kehidupan nyatanya, kebaikan, ketulusan adalah sesuatu yang sifatnya menular.
Mungkin inilah yang dinamakan keterkaitan hati, sesuatu yang jatuh dari hati ke hati. Lalu terpancarkan lewat tindak tanduk.

Detik-detik paling mengharukan dari video ini mungkin memang adalah detik dimana pada akhirnya terjawab sudah pertanyaan diawal cuplikan
"Apa yang ia peroleh dengan melakukan ini setiap hari?"
"Yang dia terima adalah emosi. Dia menjadi saksi kebahagiaan. Mencapai pemahaman yang lebih dalam. Merasakan cinta. Menerima apa yang tak dapat dibeli oleh uang. Dunia menjadi lebih indah."

Mungkin, kini saatnya untuk kita berbuat serupa, sekarang, ya sekarang. Meski siapa bilang ini mudah? Move on memang perlu tekad yang kuat. Belum lagi di tengah jalan akan banyak godaannya, untuk istiqomah itu bukan gampang. Tapi, memulai sesuatu yang baik, lantas menjadi kebiasaan baik adalah keharusan, bukan pilihan, karena hanya orang-orang baiklah yang akan beruntung, menjadi pemenang dalam kontes kehidupan berhadiah keindahan akhirat. Kecuali...kita hanya ingin jadi pemain ekstra yang hidup dan mati tiada pengaruhnya.

Tanyakan si hati, "Dan dalam hidupmu, apa yang paling kau inginkan?"
Posted by Unknown On 20.26 1 comment READ FULL POST

Jumat, 22 Agustus 2014

Layanan Google Street View sudah memiliki rekaman foto-foto untuk sejumlah area di empat kota di Indonesia mulai hari ini, Kamis (21/8/2014).

Sejumlah jalanan di Jabodetabek, Surabaya, Bogor, dan Bali kini bisa dijelajahi secara virtual melalui layanan pemetaan Google ini.

Untuk mengakses fitur Street View dari PC desktop atau laptop, buka alamathttp://maps.google.com melalui Firefox, Chrome, atau browser lain. Ketik nama kota atau lokasi yang ingin dikunjungi.

Pada sudut kanan bawah terdapat pilihan menu "Street View" dengan simbol figur manusia berwarna kuning. "Drag" boneka kuning tersebut dan lepas ke area yang ingin Anda jelajahi.

Cara lain, klik jalan yang dimaksud dan nama jalan akan dimunculkan di pojok kiri atas halaman Google Maps beserta menu Street View di samping kanannya. Untuk melihat area di sekitar jalan tersebut, klik foto yang bertulis "Street View".

Google
Menu Google Street View di browser PC Desktop
Akses dari smartphone

Selain melalui browser di PC atau laptop, fitur Street View juga bisa diakses melalui perangkat mobile dengan sistem operasi Android atau iOS.

Untuk mengaksesnya, pengguna Android/iOS cukup membuka aplikasi Google Maps di perangkat Android, lalu memilih suatu jalan di peta tersebut.

Tekan dan tahan agak lama di area yang ingin dilihat hingga sebuah pin merah ikon Google Maps muncul (Dropped Pin).

Nama jalan yang dimaksud akan ditampilkan di bagian bawah layar. Klik nama jalan tersebut, bila areanya terekam Street View akan muncul foto dengan tulisan "Street View". Klik foto tersebut dan Anda bisa mulai menjelajah jalanan dan melihat-lihat area di sekitarnya.

Google
Layanan Google Street View sudah memiliki database jalanan di Ibu Kota Jakarta.

Sumber : tekno.kompas.com
Posted by Unknown On 05.56 No comments READ FULL POST
Kebutuhan aplikasi untuk urusan catat-mencatat tidak bisa lagi bisa mengandalakan aplikasi bawaaan, karena pasti penuh keterbatasan. Bagi para pebisnis, aplikasi catatan sangat dibutuhkan untuk menunjang aktivitas dan produktivitas.

Untungnya, sudah ada aplikasi Evernote yang membantu para pebisnis untuk mengingat segala hal. Aplikasi ini bisa dijalankan di komputer pribadi, smartphone dan tablet berbasis iOS serta Android.

Evernote yang dikembangkan oleh Evernote Corp, sudah mulai dikenal sebagai aplikasi catat-mencatat populer. Setiap teks yang diketik bisa diubah formatnya menjadi cetak tebal (bold), miring (italic), dan garis bawah (underline). Setiap paragraf bisa diurut dengan angka dan bullet points.
 Evernote untuk Android
Tak hanya mencatat teks, Evernote bisa digunakan untuk merekam segala aktivitas di setiap rapat, karena bisa merekam audio dan video, serta mengambil foto.

Bahkan, Evernote bisa mendikte apa yang Anda ucapkan menjadi teks. Kemampuan Evernote memang sangat membantu untuk merekam ide-ide besar.

Jika Anda sedang brainstorming bersama tim lalu menuliskan ide dan saran di white board, Anda bisa mengambil foto white board tersebut dengan Evernote untuk mengingat segala hal di kemudian hari.

Yang juga menarik dari Evernote, Anda bisa melukis dengan jari, mouse, ataupun penastylus. Anda cukup mengunduh Skitch, yang merupakan aplikasi untuk menggambar dari Evernote. Fitur-fiturnya pun cukup kaya.

 Skitch untuk iOS
Semua file catatan di Evernote, termasuk file hasil menggambar dengan jari, bisa ditandai (tag) dengan kata tertentu untuk memudahkan ketika pengguna melakukan pencarian file.

Bagaimana dengan file-file yang disimpan? Media penyimpanan Evernote berbasis komputasi awan, di mana Anda dapat menyimpan data di hard disk online Evernote. Jadi, pengguna bisa membuka file catatannya dari perangkat apa saja hanya dengan satu akun Evernote selama ada koneksi internet.

Seperti aplikasi berbasis awan pada umumnya, setiap catatan di Evernote bisa dibagikan ke pengguna Evernote lainnya.

Evernote bisa diunduh secara gratis di Google Play untuk perangkat Android dan App Storeuntuk perangkat iOS. Dan jangan lupa, lengkapi Evernote Anda dengan Skitch yang juga tersedia di Google Play dan App Store.

Selamat mengingat segala hal dengan Evernote!

Sumber : tekno.kompas.com
Posted by Unknown On 05.53 No comments READ FULL POST

Rabu, 20 Agustus 2014

“Apakah yang lebih besar daripada iman?” Bisik hatiku. “Apakah yang lebih utama dan lebih penting daripada iman?” Aku menatap punggung Muhammad yang menjauh...terus menjauh. Kebaikan? Barangkali inilah kebaikan, kataku dalam hati, budi pekerti yang dimiliki seseorang yang membuatmu merasakan kebahagiaan yang membebaskan dan kau tak kan pernah rela ditinggal olehnya.
Demikian salah satu paragraf yang menjadi pengisi lembaran pertama buku ini.  

Seorang pemuda non muslim bermimpi bertemu Muhammad, sesuatu yang tak pernah terbayangkan. Sosok Muhammad yang tak pernah begitu dikenalnya, namun mampu membuat jejak di hatinya.

Seorang pemuda yang merasa berlumur dosa, terpilih bertemu dengan Muhammad dalam mimpi. Mimpi sakral yang menurut Muslim tak bisa dimanipulasi oleh setan. Mimpi yang sepengetahuannya hanya diberikan kepada orang-orang suci dengan amalan-amalan ibadah yang membumbung. Mimpi yang terus terbayang dengan kuat di memorinya, seakan nyata.

Hal ini menjadi awal dari rasa penasarannya yang harus terpenuhi, terjawab. Mengenal sosok Muhammad.

Perjalanan ini ditulisakannya melalui lembaran-lembaran surat kepada sang kekasih, Azalea. Kisah tentang berbagai teladan yang diberikan oleh sosok mulia Muhammad. Contoh perilaku yang teramat santun. Kebaikan yang membuat hati siapa saja luluh menghadirkan damai, bahagia.

Pencarian di SERIBU MALAM UNTUK MUHAMMAD. 

Judul : Seribu Malam Untuk Muhammad
Penulis : Fahd Djibran
Genre : Novel
Tebal : 177 Halaman
Penerbit : Kurniaesa Publishing
Tahun Terbit : 2012
Posted by Unknown On 15.44 No comments READ FULL POST

Jumat, 15 Agustus 2014


Teman-teman mungkin sudah banyak cerita tentang diklat kita. Saya ingin berbagi cerita mengenai pengalaman saya menjadi pelatih SSG 27.

Semua dimulai dari percakapan saya dengan Atik Purwasih yang mengajak saya untuk menjadi pelatih. Waktu itu tanggal 5 Januari 2014, ketika kita semua sedang berada di Eco Pesantren menerima sorban dari guru kita Aa Gym. Kita berdiskusi tentang pembentukan pengurus SSG 26. Dan di kesempatan itu, abah dan eyang kembali mendata siapa-siapa yang ingin ikut dalam corps pelatih dan berlatih lagi di diktuktih. Saya yang sudah memikirkan ini sejak pasca pelantikan SSG 26. Satu hal yang mengganjal saya untuk ikut diktuktih ialah tidak makan seminggu di hutan alias survival di hutan. Tapi ketika berbincang dengan Atik yang juga akrab dengan salah satu pelatih kita bilang kalo tidak akan ada survival di hutan selama seminggu itu. Itu untuk satgana. Saya lega. Dan saya langsung bergabung dengan kumpulan teman-teman yang akan bergabung di diktuktih. Semula saya ingin ikut salih tapi berubah pikiran akhirnya ikut jadi pelatih.

Diklat lanjutan diktuktih dimulai sejak tanggal 11 Januari 2014. Pertama awalnya aneh ikut diktuktih: 1) barisan yang biasanya panjang sekarang sepi hanya beberapa orang saja; 2) pelatih ada yang ikut diklat diktuktih, rada aneh jadi peserta bareng-bareng sama pelatih kita dulu; 3) hari sabtu biasanya kan pake PDH, pas di diktuktih pake PDL. Di sini saya belajar banyak yang saya rasa tidak kita dapatkan di diklat SSG 26. Mungkin karena banyaknya muatan materi yang kita dapatkan ketika diklat tidak sebanding dengan waktu belajar kita yang hanya 11 pekan. Nah hal yang tidak ada itulah yang akan saya sharing di sini...

Bermula pada diklat diktuktih pekan 2. Sabtu malam kami diminta mengisi angket terbuka yang isinya: 1) Tuliskan kekurangan dan kelebihan pelatih; 2) kekurangan orang tua. Kami sempat berdiskusi mengenai angket ini. Pertanyaan yang rada aneh, kenapa mau tau kekurangan orang tua kami. Ada perasaan was-was dalam pikiran kenapa pelatih minta disebutkan kekurangan dan kelebihan. Apakah mereka mau minta saran ataukah… ah entahlah. Dan kami pun sibuk sendiri-sendiri memikirkan apa yang akan kami tulis. Lalu kami jalan malam ke Eco Pesantren simulai sekitar pukul 1 malam dan harus sampai di sana pukul 2. Paginya, kami diminta mengumpulkan kertas jawaban atas pertanyaan yang semalam diberikan pelatihya. Selang beberapa waktu, kami “disidang” karena berani sekali menuliskan kekurangan orang tua dan pelatih. Dan disinilah kami belajar ta’lim muta’alim, sikap khidmat kepada guru (pelatih juga guru), sikap menghormati orang tua dengan segala kekurangannya. Kami diiqob berendem di kolam Eco yang super duper dingin. Disuruh nyelup sampai beberapa hitungan dan yang paling lama nyelupin kepalanya di kolam yang boleh duluan keluar kolam. Ini pelajaran yang sangat penting bagi kita yang sudah belajar di bangku sekolah bahwa menghormati kekurangan orang tua dan guru itu amatlah penting.  Bahkan abah menceritakan seorang imam besar Islam yang masih dengan antusiasnya menyimak pelajaran dari gurunya walaupun gurunya sudah berulang kali menjelaskan mengenai hal itu. Saya merasa terpukul karena mengingatkan saya kepada kenangan ketika berada di sekolah. Begitu bandel dan tidak hormatnya kepada guru. Bahkan sepertinya hal itu balik ke saya karena sekarang saya menjadi guru dan merasakan bagaimana tidak enaknya ketika ada siswa yang tidak menghormati walau penghormatan dari makhluk mah ga penting. Tapi, di sisi lain kita akan belajar bahwa perlakukanlah kebaikan kepada orang lain sebagaimana kita pun ingin diperlakukan seperti itu.

Pengalaman lain yang ingin saya bagi ialah pengalaman mengangkat gallon dan membawa beberapa tas berat yang dipanggul dengan menggunakan bamboo. Ini pengalaman yang tak terlupakan sepanjang sejarah diktuktih hhee…

Selepas materi malam, kami bukannya istirahat tetapi disuruh jalan malam ke Eco. Ketika itu sekitar pukul 10.30 malam. Ketika briefing hari kamis kami memang sudah diberitahu akan ke Eco. Akhwat membawakan tas ikhwan sedangkan ikhwan membawa tenda pleton. Yang tidak terpikir ialah membawa gallon. Pertama yang membawa gallon adalah saya. Ketika masih berbaris di lapangan futsal, saya sudah merasakan beratnya isi gallon yang diisi penuh dengan air. Kenapa belum berangkat?” Pikir saya yang sudah merasa berat menahan berat gallon di tangan saya. Dan benar saja, ketika baru berjalan di depan toko-toko dekat loket karcis parkir DT, tangan saya sudah tidak kuat membawa gallon. Kemudian digantikan oleh seorang peserta lain (saya lupa). Kemudian saya gantian memanggul beberapa tas berdua dengan bamboo bersama satu teman lagi. Jumlah akhwat memang ganjil, sehingga satu orang membawa gallon, dan sisanya berpasangan memanggul tas ikhwan yang isinya entahlah apa, berat semua… Kalian tahu, saya kira kami tidak akan bisa sampai ke Eco karena kami keseringan berhenti, beban yang dibawa terlalu berat dan tahulah ya jalan ke Eco itu menanjak. Emosi diaduk-aduk pula oleh pelatih. Dalam keadaan letih pun kami masih dibentak. Namun begitu, pelatih juga baik kok, kami dikasih air minum dan permen biar kuat. Satu tikungan lagi, pikirku. Ya, karena sudah hafal rute ke Eco, jadi sudah tau tinggal satu tikungan lagi untuk sampai ke Eco. Lalu tiba-tiba abah memutar rute. Kami melewati jalan yang lurus yang rutenya lebih jauh. Sempet nanya dalam hati kok lama banget nyampenya. Pengen stop, istirahat lagi.

Sesampai di Eco, kami bagi tugas. Ada yang menjaga tas di lapangan atas, ada yang istirahat di masjid. Perjalanan malam yang melelahkan. Paginya kami masak seperti kita masak pas pelantikan pake nesting. Tapi sayangnya kami lupa bawa beras.. Jadilah kami vegetarian walau pada akhirnya pelatih memberi kami nasi karena tahu kalau beras kami ketinggalan di mako.

Hikmah selama perjalanan yang membawa beban berat itu ialah emosi kami dilatih untuk tetap tenang walaupun ada bentakan dari luar tapi kestabilan emosi dan sabar harus tetap terjaga. Pantang kotor hati. Namun di sini juga terlihat keegoisan masing-masing dari kami. Kami sudah berusaha untuk bergantian membawa gallon dan tas tapi dari kami juga ada yang memang tidak kuat untuk terlalu lama membawa beban berat tapi semuanya bahu membahu menguatkan dan tidak saling menyalahkan. Lagi-lagi keegoisan menjadi kotoran hati. Penyakit inilah yang ingin dikikis dari pelatihan ini. Mungkin kita juga sudah mengalami hal ini ketika longmarch ketika pelantikan. Dan teman-teman pasti bisa merasakan sendiri bagaimana ketika perjalanan jauh dengan beban yang berat dapat menunjukkan sifat asli seseorang.

Selanjutnya ketika pelantikan.
Beberapa hari sebelum berangkat ke Bukit Unggul pada hari jumat, kami sudah sibuk mencari barang2 yang digunakan untuk camping. Malam ketika kajian ma’rifatullah pun kami masih riewuh packing. Hingga tibalah esoknya hari jumat kami berangkat ke Bukit Unggul. Medan longmarch ke sana tidak terlalu jauh seperti ke Cijanggel. Kami pun ketika longmarch disuguhkan dengan pemandangan bukit2, sama seperti ketika ke Gunung Papandayan. Replica Bukit Unggul banget.. Akhirnya kami pun masuk hutan dan berhenti di dekat sungai untuk wudhu. Lalu melanjutkan perjalanan kembali. Hingga tiba di sana kami sholat, makan siang, dan mendapatkan materi survival yakni membuat bivoac alam dengan menggunakan tanaman-tanaman yang ada di hutan. Hutan di Bukit Unggul masih alami, tidak seperti di Cijanggel yang memang sengaja ditanam oleh pihak perhutani. Seusai mendapatkan materi tersebut, kami langsung praktek membuat bivoac alam perkelompok. Ketika malam tiba, kami mendengar banyaknya suara panitia. Esok paginya kami biasalah ya kalo pelantikan tanpa nasi rames mah bukan pelantikan namanya hhee… Seusai makan, kata panitia itu adalah nasi terakhir kami, setelah ini kami akan menjadi vegetarian. Kami mendapat materi survival: mencari makan di hutan. Kami belajar banyak tanaman yang boleh dimakan dan yang tidak boleh dimakan serta cara pengolahannya. Malamnya kami solo bivoac. Solo bivoac kali ini lebih enakeun dibanding pas pelantikan kita karena sudah bisa buat bivoac yang bisa menahan air hujan masuk serta digabung dengan beberapa daun pisang untuk menutupi bagian ponco yang disinyalir akan kemasukan air kalau hujan. Hampir seharian tidak makan nasi membuatku puyeng dan ketika solo bivoac pun saya ga selera makan pelepah pisang yang sudah saya rebus.

Paginya kami segera disuruh bongkar bivoac dan berbaris di “lapangan”. Kami yang hampir 24 jam tidak “ketemu”, nasi pun diberikan bubur sereal oleh panitia. Seusai makan, kami “disidang” tentang ghibah, khususnya ghibah kepada pelatih. Terjadilah lautan air mata di sana, hhee #lebay. Ditanya apa motivasi jadi pelatih dan kami dihadapkan dengan amanah lebih dari 300 peserta yang mendaftar di angkatan 27 ini. Kami disidang secara terbuka dan diminta menyebutkan hal-hal yang sering kami ghibahi kepada pelatih. Nasihat abah kala  itu ialah: ga peduli apa yg dilakukan oleh orang lain, yang penting hati kita. Akan saya perjelas, maksudnya ialah ketika kita mendengarkan seseorang menasehati kita untuk melakukan kebaikan ataupun melarang kita  melakukan suatu keburukan tetapi pada kenyataan di lapangan kita melihat orang yang menasehati kita itu tidak melakukan kebaikan seperti yang ia anjurkan ataupun ia malah melakukan keburukan yang sudah ia larang maka janganlah terbersit di hati kita kotoran hati dengan mengatakan “lho kok gitu? Bukannya dia sendiri yang ngelarang kok malah dia yang ngelakuian” ataupun perkataan “bukannya dia yang nganjurin tapi dia sendiri ga ngelakuin” . Yang terpenting kita menuruti nasehatnya, masalah orang tersebut mah urusan dia ke Allah karena Allah Berfirman dalam Surah As-Saff: 2-3 “Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan apa-apa sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (itu) sangat dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”  Hal terbaik yang bisa kita berikan ke orang itu ialah mengingatkannya agar mengerjakan apa-apa yang telah ia katakan, bukan dengan mengghibahinya…!!!

Dalam kehidupan kita akan ada banyak orang-orang yang menasehati tapi ia tidak mengerjakan apa yang ia nasehatkan, ia melanggar apa yang ia larang. Ketika jadi pelatih, inilah yang kami rasakan. Ketika menyuruh peserta dzikir maka kami terlebih dahulu haruslah berdzikir. Menyuruh peserta pantang mengeluh maka kami pun tidak boleh mengeluh dengan tugas kami sebagai pelatih. Bahkan mengingatkan peserta untuk jaga pandangan pun kami masih harus banyak introspeksi diri sebelum mengingatkan akan hal itu. Manusia banyak sekali tergelincir dengan godaan syaithan yang ingin menjadikan umat manusia lupa dengan nasehat-nasehat yang ia berikan. Bagaimanapun manusia bukan malaikat, masih ada banyak hal yang harus ditaubati dan tugas kita harus saling mengingatkan ketika ada teman yang tergelincir ataupun ada tanda-tanda akan futur iman makan harus segera diajak kembali ke jalan Allah. Saling menyemangati dalam beribadah serta tak lupa saling mendoakan satu sama lain.

Inilah sepenggal kisah yang dapat saya ceritakan selama saya ikut dalam diklat lanjutan diktuktih I. Semoga di lain waktu bisa menceritakan pengalaman ketika menjadi pelatih di SSG 27 yang lalu J


Oleh : Miftha Indasari
Posted by Unknown On 00.45 No comments READ FULL POST

Senin, 23 Juni 2014

Bismillah...
Assalamu'alaikum wr. wb.
Ijinkan saya untuk menceritakan sedikit cerita tentang pengalaman dan hikmah bersama SSG Advanture 26. SSG go to Gunung Papandayan 21 sd 22 juni 2014.
Selamat membaca para pembaca yg dirahmati Allah.

Sebenernya ini cerita saya, karena saya "nyusul" berangkat sendiri, da yg lain udah duluan berangkat pagi-pagi.

Didasari Niat yg kuat ingin Naik Gunung, meskipun tergolong pendaki pemula, yang hanya berbekal pengalaman jalan ke Hutan ciJungle waktu pelantikan SSG dulu, membuat saya tetap semangat untuk menyusul sahabat-sahabat yang sudah lebih dulu stay di Gunung Papandayan-Garut. Berangkat pukul 15.00 hari Sabtu 21.06.2014. Cerita ini dimulai...

Perjalanan dari Bandung menuju gerbang pendakian saya tempuh kira-kira dengan waktu 3 jam menggunakan motor matic. Dipertengahan jalan, semangat naik Gunung sempet anjlok karena akses jalan dari alun-alun Cisurupan ke Pos 1 terbilang WOW! "Ini jalan apa sungai? Aspal ama lubang masih banyakan lubang...Mana gede'-gede' lagi lubangnya" dalam hati. Hihihi

Namun, keinginan mendapatkan pengalaman, cerita, hikmah, dan pelajaran membuat saya lanjut terus. Maka jawaban dari tanya saya tadi hanya HHN "Hadapi Hayati Nikmati". Meskipun keu'eung (takut) karena Gelap + jalan yang seakan tak bershabat. Motto PANTANG PULANG TANPA PENGALAMAN terus terngiang.

30 menit melewati jalan berlubang, akhirnya saya menemukan POS Registrasi. Di sana saya mengisi data diri. Sempat petugas tidak mengizinkan saya naik, alasannya karena saya pendaki pemula dan hari sudah malam. Tapi saya tetap ingin sekali naik Gunung dan yakin kalau Allah pasti bantu. So, saya memutuskan naik malam itu juga.

Memang pertolongan Allah itu TIDAK ADA YG KEBETULAN, melainkan semua sudah tertuliskan ketika kita dalam kandungan, saat kandungan berusia 4 bulan. Yang HEBATnya, saat itu seakan Allah langsung ngasih petunjuk, melalui seorang pendaki yang Allah kehendaki menjadi jalan untuk saya mendaki gunung Papandayan. Orang itu lewat depan saya, tanpa berfikir panjang saya ikuti. Saya yakin orang ini mau Kemping juga, da kalo mau futsal mah g mungkin lewat gunung maleum-maleum gini. Hehehe. *Dalam hati mengucap Syukur.. Karena Allah menundukan Gunung yg besarnya 1.000.000.000.000 : 1 itu untuk bisa saya lalui tanpa tersesat. Padahal sangat amat mudah bagi Allah untuk membuat diri yg hina ini tersasar di daleum Gunung di tengah malam. Jika bukan karena Do'a kedua OrangTua, istri dan Sahabat semua, mungkin saya tidak bisa menulis cerita penuh hikmah ini skarang. :')


Perjalanan dari gerbang pendakian sampai Pondok Saladah (tempat orang-orang mendirikan tenda), kurang lebih 2 jam. Saat tiba, seakan lagi-lagi Allah memberikan pelajaran bahwa "Jika Allah belum menghendaki sesuatu, maka tidak akan terjadi." Di Pondok saladah ada kurang lebih 100 tenda berdiri, dan ada ratusan atau bahkan ribuan pecinta alam. Kurang lebih 30 menit saya muteur nyari tenda SSG, g ketemu. Sempet putus asa dan punya pikiran, "Curiga tidur beratapkan bintang" alias g ditenda, hihihi.

Dan ketika Allah sudah mengizinkan untuk bertemu yang saya cari, cara Allah lagi-lagi LUARBIASA.. Allah Azza Wa Jalla menggerakan 2 orang Akhwat yg berseragam SSG jalan di depan saya. Dan Allah juga yang menggerakan mata ini untuk melihat baju itu.

Pendek cerita, saya sapa 2 Akhwat itu.
Fudin : "Assalamu'alaikum teh..."
2 akhwat : *lempeung ajah g jawab
Dikiranya teh ikhwan genit mereun yah, makanya jawabnya dalam hati.

Ya udah, disapa lagi dengan kata yg lebih spesifik.
Fudin : "Teteh SSG yah???"
Akhirnya 2 akhwat itu membalikan wajahnya pelan-pelan lalu berkata..
Teteh M : "Eh Kang Fudin akhirnya sampe juga."

Dan akhirnyaaa....saya nyampe ke tenda SSG, disambut Hangat oleh para Sahabat yg lain.

Nb: teteh M adalah teh Miftah dan yang satu lagi g tau siapa da gelap udah maleum...

#itulah sedikit hikmah yang saya dapat share, semoga bisa bermanfaat.

Satu Pesan "TIDAK ADA YG KEBETULAN di kehidupan ini, MELAINKAN SUDAH ALLAH TULISKAN jalannya untuk kita. Semoga setiap kejadian bisa membuat kita semakin yakin dan semakin cinta kepada Allah."

#55626
#SSG26

#SSGDT

Oleh SAEFUDIN
Posted by Unknown On 18.50 10 comments READ FULL POST

Selasa, 17 Juni 2014

Daann..takdir inilah yang mempertemukan kita menjadi satu keluarga. Sesuatu yang tak terbayang, atau sekedar lewat terbesit di benak. Siapa kita? Tak saling kenal. Kita hanya berjalan mengikuti cerita hidup ini yang akhirnya membawa pada satu kebersamaan. Mungkin inilah yang namanya JODOH...Sahabat.

Kejadian silih berganti yang tak terduga mengisi hidup ini. Ada yang datang. Ada yang pergi. Akan begitu terus hingga waktu yang telah ditetapkanNya. Tutup buku.

Ahad, 15 Juni 2014
Kami (SSG26) memutuskan untuk mengadakan rihlah ke Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H. Djuanda, ke Dago Pakar menjejaki Gua Jepang dan Gua Belanda lalu ke Curug Omas (Maribaya).Tujuannya untuk mengeratkan lagi tali silaturahim dan tentu refreshing dari segala rutinitas harian yang panjang tanpa jeda, yang mungkin menguras hati dan pikiran.

Judulnya jalan-jalan dan benar-benar jadi jalan-jalan...pake kaki. Kalau diklat dulu disebut long march.
Uuuuhhh...tiiiiiiiiiiittttttttt... *ngeluhnya disensor :P
Sudah lumayan lama, semenjak saat terakhir kali tak penah mendaki bertubi-tubi seperti itu. Keringat bercucuran tak henti. Saat ingin menyerah! Kami hanya harus “menampar” diri. “Hai, itu bukan kita!” Setidaknya itu yang diajarkan saat diklat dulu.

Sepanjang jalan kenangan..kita selalu bergandeng tangaaaaannn... *eh jadi nyanyi. Sesekali berhenti mengatur nafas yang memburu.

Jujur, ini melelahkan. Tapi, tak semua kelelahan itu menjengkelkan, menyedihkan, dan rasa-rasa tak enak lainnya, bukan? Ini kelelahan yang membahagiakan, apalagi saat melihat tawa saudara, meski ekspresi saat nanjakmu, aku, dan yang lainnya, pasti sungguh miris.

Kembali menguatkan satu sama lain. Membuat cuplikan-cuplikan memori diklat SSG bermunculan satu-satu di benak.

Saat masuk, orang-orang seakan melirik aneh dengan ritual kita, baris-berbaris dengan umur seperti ini, sedang kita bukan tentara. Haha..Lucu memang. Tapi, dengan begini, kita dapat lebih teratur. Fokus. Kemudian tahu akan kemana dan seperti apa.

Lalu kami mulai menyusuri tempat itu. Trash bag, kembali menjadi barang paling berguna, “Mari kita berkhidimaaaattt!!”. 
Tempat umum seperti dago pakar ini tak bisa dipungkiri menjadi lahan empuk ulah tidak bertanggung jawabnya tangan manusia. Set..set... Habis manis sepah dibuang! Itulah nasib berbagai kemasan makanan, minuman, rokok, dan lain-lain yang nampaklah berceceran dimana-mana. Maka mengherankan manusia yang berkoar-koar geram dengan banjir yang terjadi. Karena sebenarnya kemarahan yang seringkali dilontarkan, tertuju pada diri sendiri. Solusinya sudah jelas kita tahu bersama, malah sering ditulis di mana-mana “Jagalah kebersihan!”, “Dilarang membuang sampah sembarangan!”. Hmm...hanya mungkin tak pernah benar-benar kita terapkan.

Untungnya, taman ini masih saja enak dipandang mata karena suasananya yang masih benar-benar alami. Pohon-pohon besar mengihiasi, beraneka tanaman memperidah. Hijau dimana-mana.

Selanjutnya, kami menyusuri Gua Jepang dan Gua Belanda...merenungi kisah orang-orang dulu yang harus berjalan di tempat gelap seperti ini, dan mungkin juga pengap, tidak seperti sekarang, demi untuk menyelamatkan hidup, mempertahankan nyawa dan bangsa.

Long march menjadi pilihan yang super sekali untuk mencapai curug “Omas”, air terjun yang ada di area Maribaya. Mengapa namanya Omas? Entahlah, seorang bapak yang tengah duduk di balai hanya berkata, “ Iya, Omas neng, soalnya g jauh dari situ ada si Mandra..” Lalu ditutupnya dengan tawa. Membuat kami pun tertawa.

Hawa berubah menjadi sejuk saat mendekati area ini. Samar-samar tedengar deru air yang jatuh tertumbuk satu sama lain. Lama-kelamaan nampaklah curug itu, dengan jembatan kayu yang menyatukan dua sisinya. Tapi....ya, itu tadi, mungkin karena ulah tangan manusia, air curug ini tampak keruh dan sampah-sampah bergentayangan di beberapa sisi. Miris sekali.

Yang menariknya, di tempat ini ada gerombolan monyet yang lincah. Seperti sudah terbiasa dengan keberadaan orang banyak, mereka terlihat santai saja, tidak peduli orang-orang tengah lalu lalang, yang sesekali malah menggoda. Cukup menjadi tontonan alam yang menghibur.

Hujan tiba-tiba mengguyur lumayan deras. Alhamdulillah, saat bersamaan kami telah sampai di tempat peristirahatan. Kami duduk kelelahan di bawah atap, di atas sebuah karpet yang di tawari seorang ibu yang sebelumnya mengadakan persaingan berebut pelanggan dengan pemberi jasa serupa. Membuat tersadar, hidup itu begitu kawan, yang tidak sigap akan tereliminasi. Hee...

Next, shalat di mushallah yang lumayan kecil dengan fasilitas mukena yang tidak kalah mengenaskan (kotor dan bau) dengan tempat-tempat umum lainnya. Benar-benar perlu diperhatikan dan dibenahi.

Selanjutnya, makan merupakan salah satu moment paling ditunggu. Pasalnya, keroncongan melanda, tenaga perlu dicas. Maka dengan lahapnya semua bekal yang dibawa terbabat sudah. Senyuman terbit lebih lebar. Alhamdulillah..."Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

Nah, acara yang paling ditunggu-tunggu setelah itu, adalah tukeran kado. Kami mengambil nomor yang sudah diacak sebelumnya. Dan tedeeengggg!!! Sekali lagi takdir Allah yang berlaku, akan berjodoh dengan kado seperti apa kita ini, barang seperti apa. Dan nampaklah satu-satu berbagai ekspresi saat kado dibuka. Mulai syal, mug, bantal, buku-buku, hingga pengharum ruangan dan alat penggaruk badan pun ada. Alhamdulillah...semoga semua kado bermanfaat. Allah Maha Tahu yang kita butuhkan. ^_^

Untuk selanjutnya, rapat pun digelar, menentukan acara apalagi yang akan diadakan keluarga ini. Dengan harapan lebih baik, lebih seru dan lebih bermanfaat.

Sebelum pulang, sesi foto-foto dulu kiteeeeeee...

Puas, lalu lanjut long march, mendaki gunung lewati lembah, saingan sama ninja Hatori. Keringat lagi-lagi menganak sungai. Di tengah perjalanan yang meletihkan, akhirnya kami memutuskan naik angkot (akhwat) dan naik mobil bak terbuka (ikhwan), berhubung waktu sudah semakin sore.

Diperjalanan berbagai cerita kembali mengihiasi, membuat cipratan-cipratan senyum dan tawa menular dari satu ke yang lain. Hingga kami tertidur dengan lelap sampai angkotnya tiba kembali ke rumah kita. DAARUT TAUHIID.

Terima kasih atas persaudaraan ini Ya Rabb...kami pulang dengan sekarung syukur dan kebahagiaan.

Finally, salah satu pelajaran, renungan, dan hikmah yang terbesar adalah adalaaahhh...selama kita bersama, kita akan selalu punya berjuta alasan untuk tetap bahagia. Mari terus bersama! Mari terus berbahagia! ^_^

Next trip...Let’s gooooo...!!! ^_^






Oleh Rifa'atul Mahmudah






Posted by Unknown On 18.23 No comments READ FULL POST

Jumat, 13 Juni 2014

Assalamu’alaikum ^_^
Semangat Pagi!!!
Semoga sahabat semuanya berada dalam keadaan sehat dan sebaik-baik iman. Kali ini Uni mau berbagi tentang Baby Step II nih. Lanjutan dari Baby Step I yang pekan kemaren di posting. Baby Step I berisi tentang tahapan pertama perubahan diri kita, yaitu dengan mengubah PARADIGMA. Nah, di Baby Step II ini kita akan mempelajari cara-cara agar kita bisa MERAIH KEMENANGAN PRIBADI.
Buku 7 Habits karya Sean Covey ini bagus banget buat dijadiin bacaan, cob abaca deh kalau teman-teman berminat. Soalnya yang Uni share ini hanya poin-poin tertentu aja, sedangkan contoh-contoh kisah dan deskripsinya gak dicantumin.. Semoga bermanfaat ya.
Dan ingat, semuanya harus kita kembalikan ke Allah. Niat belajar, dst.
Cekidot ---
à

Baby step II:
  1. Bangunlah pada waktu seperti yang kamu rencanakan selama 3 hari berturut-turut.
  2. Tentukanlah suatu tugas mudah yang perlu kamu kerjakan hari ini, seperti masukin cucian, atau baca buku untuk tugas Bahasa Inggris. Putuskanlah kapan kamu mau mengerjakannya. Pegang janjimu dan laksanakanlah.
  3. Berbuat baiklah. Hari ini berbuat baiklah tanpa disuruh, seperti menulis kartu ucapan terimakasih, membuang sampah, atau membereskan tempat tidur seseorang.
  4. Lihatlah ke sekelilingmu dan carilah sesuatu yang bisa kamu lakukan untuk membuat perbedaan, seperti membersihkan taman di lingkunganmu, kerja sukarela di pusat warga senior, atau membacakan bagi seseorang yang tidak bisa membaca.
  5. Kembangkan talenta-talentamuBuatlah daftar talenta yang ingin kamu kembangkan tahun ini. Tuliskanlah langkah-langkah spesifik yang harus kamu ambil untuk sampai kesana. Talenta yang ingin aku kembangkan tahun ini: …Caranya: Buatlah daftar talenta yang paling kamu kagumi dalam diri orang lain. Nama orangnya : …Talenta yang kukagumi : …
  6. Bersikap lembutlah pada dirimu sendiri. Pikirkanlah suatu bidang hidupmu di mana kamu merasa rendah diri. Sekarang tariklah nafas dalam-dalam dan katakanlah kepada dirimu sendiri “Dunia belum kiamat kok".
  7. Cobalah menjalani satu hari penuh tanpa ngomong yang negative sama diri sendiri. Setiap kali kamu merasa membuat dirimu tidak bersemangat, gantilah dengan pikiran-pikiran positif tentang dirimu sendiri.
  8. Perbaharuilah dirimu. Pilihlah suatu kegiatan yang akan membangkitkan semangatmu dan lakukanlah hari ini. Umpamanya, dengarkanlah music dan menarilah.
  9. Merasa malas? Bangunlah sekarang juga dan pergilah berkeliling dengan jalan cepat.
  10. Jujurlah. Lain kali orangtuamu menanyakan apa yang sedang kamu kerjakan, ceritakanlah dengan lengkap. Jangan ada yang kamu tutup-tutupi.
  11. Selama satu hari saja, cobalah untuk tidak melebih-lebihkan atau banyak embel-embel!



Book :  7Habits

Oleh Miming MK
Posted by Unknown On 17.09 No comments READ FULL POST
  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube