“Apakah yang lebih besar daripada iman?” Bisik hatiku. “Apakah
yang lebih utama dan lebih penting daripada iman?” Aku menatap punggung
Muhammad yang menjauh...terus menjauh. Kebaikan? Barangkali inilah kebaikan,
kataku dalam hati, budi pekerti yang dimiliki seseorang yang membuatmu
merasakan kebahagiaan yang membebaskan dan kau tak kan pernah rela ditinggal
olehnya.
Demikian salah satu paragraf yang menjadi pengisi lembaran
pertama buku ini.
Seorang pemuda non muslim bermimpi bertemu Muhammad, sesuatu
yang tak pernah terbayangkan. Sosok Muhammad yang tak pernah begitu dikenalnya,
namun mampu membuat jejak di hatinya.
Seorang pemuda yang merasa berlumur dosa, terpilih bertemu
dengan Muhammad dalam mimpi. Mimpi sakral yang menurut Muslim tak bisa
dimanipulasi oleh setan. Mimpi yang sepengetahuannya hanya diberikan kepada
orang-orang suci dengan amalan-amalan ibadah yang membumbung. Mimpi yang terus
terbayang dengan kuat di memorinya, seakan nyata.
Hal ini menjadi awal dari rasa penasarannya yang harus
terpenuhi, terjawab. Mengenal sosok Muhammad.
Perjalanan ini ditulisakannya melalui lembaran-lembaran
surat kepada sang kekasih, Azalea. Kisah tentang berbagai teladan yang
diberikan oleh sosok mulia Muhammad. Contoh perilaku yang teramat santun.
Kebaikan yang membuat hati siapa saja luluh menghadirkan damai, bahagia.
Pencarian di SERIBU MALAM UNTUK MUHAMMAD.
Judul : Seribu Malam Untuk Muhammad
Penulis : Fahd Djibran
0 komentar:
Posting Komentar