Rabu, 20 Agustus 2014

“Apakah yang lebih besar daripada iman?” Bisik hatiku. “Apakah yang lebih utama dan lebih penting daripada iman?” Aku menatap punggung Muhammad yang menjauh...terus menjauh. Kebaikan? Barangkali inilah kebaikan, kataku dalam hati, budi pekerti yang dimiliki seseorang yang membuatmu merasakan kebahagiaan yang membebaskan dan kau tak kan pernah rela ditinggal olehnya.
Demikian salah satu paragraf yang menjadi pengisi lembaran pertama buku ini.  

Seorang pemuda non muslim bermimpi bertemu Muhammad, sesuatu yang tak pernah terbayangkan. Sosok Muhammad yang tak pernah begitu dikenalnya, namun mampu membuat jejak di hatinya.

Seorang pemuda yang merasa berlumur dosa, terpilih bertemu dengan Muhammad dalam mimpi. Mimpi sakral yang menurut Muslim tak bisa dimanipulasi oleh setan. Mimpi yang sepengetahuannya hanya diberikan kepada orang-orang suci dengan amalan-amalan ibadah yang membumbung. Mimpi yang terus terbayang dengan kuat di memorinya, seakan nyata.

Hal ini menjadi awal dari rasa penasarannya yang harus terpenuhi, terjawab. Mengenal sosok Muhammad.

Perjalanan ini ditulisakannya melalui lembaran-lembaran surat kepada sang kekasih, Azalea. Kisah tentang berbagai teladan yang diberikan oleh sosok mulia Muhammad. Contoh perilaku yang teramat santun. Kebaikan yang membuat hati siapa saja luluh menghadirkan damai, bahagia.

Pencarian di SERIBU MALAM UNTUK MUHAMMAD. 

Judul : Seribu Malam Untuk Muhammad
Penulis : Fahd Djibran
Genre : Novel
Tebal : 177 Halaman
Penerbit : Kurniaesa Publishing
Tahun Terbit : 2012
Posted by Unknown On 15.44 No comments

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube