Minggu, 05 April 2015

Kalau engkau bimbang menghadapi orang-orang di sekitarmu yang sulit memahami jalan pikiranmu. Atau di saat kawan dan keluarga yang engkau kira akan menjadi pendukung setiamu, tetapi justru menjadi orang pertama yang tidak mempercayaimu dan satu per satu meninggalkanmu. Atau manakala keletihan menyergapmu dan semua apa yang engkau kerjakan dibalas dengan penghinaan dan caci maki belaka. Atau bahkan ketika engkau semata-mata berpijak pada kepentingan yang lebih luas dan bersedia meminggirkan ego dan minat pribadi, masih saja mereka mempertanyakan dan mempersoalkan apa yang tengah engkau kerjakan... Maka ketauhilah, pada saat itu engkau sebaiknya kembali membaca sejarah Nabi Muhammad saw.

Ada banyak titik sepertimu saat ini, saat Muhammad bisa mempertimbangkan untuk menghentikan ikhtiar
Mungkin saat dalam rukunya ia dijerat di bagian leher
Mungkin saat ia sujud lalu kepadanya disiram isi perut unta
Mungkin saat ia bangkit dari duduknya lalu dahinya disambar batu
Mungkin saat ia dikatai gila, penyair, dukun, dan tukang sihir
Mungkin saat ia dan keluarga diboikot total di syi’b Abi Thalib
Mungkin saat ia disaksikan sahabat-sahabatnya disiksa di depan mata
Atau saat paman terkasih dan istri tersayang berpulang
Atau justru saat dunia ditawarkan kepadanya; tahta, harta, wanita...

Engkau akan mulai mengerti dan mengenal lebih dekat lagi sosok manusia agung bernama Muhammad. Engkau akan sadar betapa sungguh susah menjadi seorang Muhammad. Kini, engkau akan tersadar betapa bukan hanya engkau yang mengalami semua cobaan itu. Engkau tidak sendirian dan tidak pernah sendirian. Shallu ‘ala an-nabiy. Mari bershalawat kepada Nabi!

Muhammad tahu, kawan
Ridha Allah tak terletak pada sulit atau mudahnya
Berat atau ringannya, bahagia atau deritanya
Senyum atau lukanya, tawa atau tangisnya

Ridha Allah terletak pada
Apakah kita menaatiNya
Dalam menghadapi semua itu
Apakah kita berjalan dengan menjaga perintah dan laranganNya
Dalam semua keadaan dan ikhtiar yang kita lakukan

Membaca ulang kisah hidupmu membawa kami kembali melintasi gurun kehidupan, bertahta kepada jejak pergulatan iman yang kau wariskan, bersenandung pada gerak awan yang menaugi setiap langkahmu dalam kasih sayang semesta, bercermin pada kisah kasihmu dengang ahlul baitmu yang suci, bergetaran saat terbayang betapa jatuh bangunnya dirimu menerima amanah Ilahi, dan berurai air mata menyimak hikmah ketika sisi manusiawimu bersentuhan dengan keaguangan Ilahi. Duhai manusia pilihan, tak ingin kami lepaskan energi kami dengan sia-sia setiap kusebut namamu, datanglah kembali, oh Muhammad... Ya Sayyidi... Ya Rasulallah...


Ashabul Kahfi Melek 3 Abad oleh Dr. Nadirsyah dan dr. Nurrussyariah.
Dalam Dekapan Ukhuwah oleh Ust. Salim A. Fillah.
Posted by Unknown On 18.37 No comments

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube