Kalau engkau
bimbang menghadapi orang-orang di sekitarmu yang sulit memahami jalan
pikiranmu. Atau di saat kawan dan keluarga yang engkau kira akan menjadi
pendukung setiamu, tetapi justru menjadi orang pertama yang tidak mempercayaimu
dan satu per satu meninggalkanmu. Atau manakala keletihan menyergapmu dan semua
apa yang engkau kerjakan dibalas dengan penghinaan dan caci maki belaka. Atau
bahkan ketika engkau semata-mata berpijak pada kepentingan yang lebih luas dan
bersedia meminggirkan ego dan minat pribadi, masih saja mereka mempertanyakan
dan mempersoalkan apa yang tengah engkau kerjakan... Maka ketauhilah, pada saat
itu engkau sebaiknya kembali membaca sejarah Nabi Muhammad saw.
Mungkin saat dalam rukunya ia dijerat di
bagian leher
Mungkin saat ia sujud lalu kepadanya disiram
isi perut unta
Mungkin saat ia bangkit dari duduknya lalu
dahinya disambar batu
Mungkin saat ia dikatai gila, penyair,
dukun, dan tukang sihir
Mungkin saat ia dan keluarga diboikot total
di syi’b Abi Thalib
Mungkin saat ia disaksikan
sahabat-sahabatnya disiksa di depan mata
Atau saat paman terkasih dan istri tersayang
berpulang
Atau justru saat dunia ditawarkan kepadanya;
tahta, harta, wanita...”
Engkau akan
mulai mengerti dan mengenal lebih dekat lagi sosok manusia agung bernama
Muhammad. Engkau akan sadar betapa sungguh susah menjadi seorang Muhammad.
Kini, engkau akan tersadar betapa bukan hanya engkau yang mengalami semua
cobaan itu. Engkau tidak sendirian dan tidak pernah sendirian. Shallu ‘ala an-nabiy. Mari bershalawat
kepada Nabi!
Muhammad tahu, kawan
Ridha Allah tak terletak pada sulit atau
mudahnya
Berat atau ringannya, bahagia atau deritanya
Senyum atau lukanya, tawa atau tangisnya
Ridha Allah terletak pada
Apakah kita menaatiNya
Dalam menghadapi semua itu
Apakah kita berjalan dengan menjaga perintah
dan laranganNya
Dalam semua keadaan dan ikhtiar yang kita
lakukan
Membaca
ulang kisah hidupmu membawa kami kembali melintasi gurun kehidupan, bertahta
kepada jejak pergulatan iman yang kau wariskan, bersenandung pada gerak awan
yang menaugi setiap langkahmu dalam kasih sayang semesta, bercermin pada kisah
kasihmu dengang ahlul baitmu yang suci, bergetaran saat terbayang betapa jatuh
bangunnya dirimu menerima amanah Ilahi, dan berurai air mata menyimak hikmah
ketika sisi manusiawimu bersentuhan dengan keaguangan Ilahi. Duhai
manusia pilihan, tak ingin kami lepaskan energi kami dengan sia-sia setiap
kusebut namamu, datanglah kembali, oh Muhammad... Ya Sayyidi... Ya
Rasulallah...
Ashabul
Kahfi Melek 3 Abad oleh Dr. Nadirsyah dan dr. Nurrussyariah.
Dalam
Dekapan Ukhuwah oleh Ust. Salim A. Fillah.
0 komentar:
Posting Komentar