Jumat, 21 Februari 2014

Dari Sabtu sore tanggal 28 September 2013 tepatnya 15.30 sampai Ahad sore di waktu yang sama aku mengikuti kegiatan Pra Diklat SSG(Santri Siap Guna) Darut Tauhid Bandung. Aku bertekad benar-benar akan jadi seorang Miming yang mendobrak banyak dinding-dinding kelemahannya disini. Namun sepertinya belum begitu berhasil. Pekan depan harus lebih berani lagi ya Iming.

Kenapa aku mau ikut SSG?
“Aku sudah tau kegiatan SSG sejak beberapa tahun yang lalu, Uni Meci yang tinggal seasrama denganku mengikuti SSG. Sejak itu aku berniat ikut namun satu dan lain hal terutama tidak kuatnya usahaku menyebabkan aku belum dan belum jadi ikut. Kemudian sejak setahun lalu aku pindah ke kosan Gerlong, aku jadi agak rajin shalat berjemaah di mesjid DT. Mendengarkan ceramah atau kultum Aa Gym terutama setelah shalat Subuh. SSG kembali dibahas, begitu juga dengan program pesantren lainnya yang ada di DT.

Kenpa aku tertariknya SSG bukan yang lain? Hmh, karena SSG adalah program Sabtu-Ahad dan periode Alhamdulillah-nya, Tri Amitie juga ikutan. Jadi menguatkan tekadku, aku juga jadi punya teman bareng ngurus surat keterangan sehat dan mendaftar ke sekretariat SSG.”
waktunya juga tidak terlalu lama, tiga bulan. Sekarang ini program SSG sedang membuka pendaftaran angkatan 26. Aku sangat tergerak ingin ikut. Beberapa kali niatku digoyahkan karena malas dan alasan-alasan tak penting lainnya. Namun kuputuskan bertanya satu hal pada diriku, "Kira-kira kalau sekarang tidak jadi ikut, di masa yang akan datang kau akan menyesal atau tidak?" Tanpa Babibu diriku menjawab, aku (pasti) menyesal. Oke deh, aku bulatkan tekad untuk ikut dan benar-benar serius mengikutinya.

Sesuatu yang kusadari saat melangkahkan kakiku menuju Darul Hajj untuk mengikuti Pra Diklat.
Aku tersentak karena menyadari sesuatu dalam langkah keberangkatanku. Tahun 2008 aku pernah memiliki keinginan dan berencana untuk memenuhi keinginan itu. Aku ingin sebelum aku lulus, di Bandung ini aku mencoba tinggal di asrama Minang, kemudian tinggal di kosan biasa dan terakhir tinggal/mengikuti di pesantren DT. Ya Allah, sebaik-baik rencanaku sungguh jauh lebih indah dan baik rencana-Mu. Beberapa tahun yang lalu aku sudah melupakan keinginan dan rencanaku itu karena aku sudah sangat-sangat nyaman tinggal di asrama. Aku hanya ingin tinggal disana sampai lulus. Lalu perjalanan hidup mengantarkanku ke kosan dan sekarang (calon) santri SSG. Selalu ada hikmah indah dibalik segala kejadian. Alhamdulillah. Terimakasih Allah. Miiiiing, sudah yang kesekian kalinya kau sadari hal ini, oleh karena itu nikmatilah episodemu dengan tetap melakukan yang terbaik dan berhusnuzhan kepada Allah. Aza aza fighting!!!”

Kegiatan dua hari ini banyak hikmahnya.

  1. Aku jadi menambah teman yang jadi saudara seperjuangan Insya Allah ke depannya.
  2. Aku jadi nambah ilmu dan motivasi.
  3. Aku jadi belajar bagi waktu, bahwa ternyata waktu 24jam itu bisa digunakan untuk benyak hal jika kita bisa memenej dan benar-benar disiplin dengan jadwal.
  4. Disiplin. Disiplin. Disiplin.
  5. Aku jadi olahraga lagi. Akhirnyaaaa. Dan seperti kata Pak Pelatih, kegiatan fisik Ahad kemaren jangan dijadikan saatnya berolahraga tapi jadikan keasadaran agar ke depannya tetap olahraga walaupun tidak di SSG.
  6. Mengeluh gak ada gunanya, toh kita sudah hadir. Mengeluh ataupun tidak, kita akan menghabiskan waktu disini. Jadi mau untung apa rugi?
  7. Dan masih banyak hikmah lain. Beberapa point ilmu yang kudapat:


  • H2N (Hadapi, Hayati, Nikmati); Karakter BAKU (Baik dan Kuat) adalah tujuan utamanya, orang baik tapi gak kuat gak bisa berbuat banyak, orang kuat tapi tidak baik akan menghancurkan. So, musti BAKU; 
  • BAL (Benar, Akurat, Lengkap), tiga syarat informasi untuk dijadikan pertimbangan dalam mebuat keputusan; 
  • Kelakuan yang akan membahayakan kita adalah kelakuan kita sendiri, Sedangkan kelakuan orang lain akan ada hisabnya nanti baginya. Amalan baik kita yang akan membawa kita ke syurga. Dan amal buruk kitalah yang akan membawa kita ke neraka; 
  • Apa dzikirmu? Ada orang yang sakaratul maut, saat dituntun untuk mengucapkan kalimat tauhis, kata-kata yang terucap dari lisannya adalah nama binatang atau ada juga yang menyebutkan nama-nama wanita. Na’udzubillah. Ya Allah, Iming takut. Kata-kata apa yang akan Iming ucapkan di akhir hayat saat harusnya kalimat tauhid yang ku ucapkan. Ya, lisan kita akan mengucapkan kata-kata yang mudah baginya. Apa kata-kata yang mudah bagi lisan kita? Adalah kata-kata yang sering diucapkannya. Jadi apa “dzikir”mu? Itulah yang akan terucap; 
  • Nyari intan itu di tempat intan jangan di selokan. Bisa jadi ada intan di selokan, mungkin jatoh, tapi jarang. Udah jarang, kita musti kotor-kotoran kemudian membersihkannya lagi; Dan masih banyak lagi, ikutan deh ^^

Sebuah nasehat dari Aa Gym :
"Pemimpin itu sedikit dari yang dipimpinnya. Orang sukses itu lebih sedikit dari yang tidak sukses. Orang yang bersedekah banyak itu lebih sedikit dari yang bersedekah sedikit. Orang juara itu lebih sedikit dari yang tidak juara. Dst. Jadi, silahkan putuskan mau jadi yang sedikit atau yang banyak? Mau jadi orang biasa atau luar biasa? Namun satu hal yang jelas, tiada sukses tanpa kerja keras.”

Oleh Miming Murti Karlina
Posted by Unknown On 16.33 No comments

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube