Naik turunnya semangat seringkali terjadi dalam keseharian kita. Tidak hanya dalam kehidupan pribadi tetapi juga terjadi dalam perjalanan sebuah keluarga, sebuah organisasi, bahkan sebuah Negara sekalipun. Mulai dari perkara kecil bahkan sepele sampai pada perkara besar yang menyangkut kepentingan orang banyak. Naik turunnya semangat ini adalah sebuah kewajaran yang akan dialami siapa saja dimana saja. Yang membedakannya adalah bagaimana individu itu mengatasai masa-masa turunnya semangat.
Sebelum kita membahas apa saja yang dapat kita lakukan untuk mengatasi terjadinya turun semangat, yuk kita lihat dulu apa saja penyebabnya. Turun semangat dapat disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:
1. Tidak adanya teman untuk sama-sama berjuang dan saling mengingatkan.
2. Terjebak dalam rutininas yang monoton dan tidak ada variasi sehingga menyebabkan jenuh.
3. Masalah “berat” yang sedang menimpa diri.
4. Kurang meluangkan waktu untuk menghibur –menyenangkan- diri alias refreshing time.
5. Kurang meng-upgrade diri, meningkatkan kualitas diri.
6. Delele.
Dalam dakwah, juga terjadi naik turunnya semangat. Yang kemudian ketimbang mengevaluasi penyebab yang datangnya dari eksternal, alangkah lebih baiknya kita evaluasi terlebih dahulu penyebab internalnya, yaitu FUTUR. Futur adalah kondisi dimana keimanan kita sedang berada dalam fase turun. Dan hal utama yang menyebabkan futur adalah dosa atau maksiat yang kita lakukan. Kemudian didukung oleh-oleh faktor eksternal seperti yang disebutkan dalam poin-poin di atas.
Lalu hal-hal apa saja yang dapat kita lakukan untuk mengatasi futur atau turun semangat? Check it out!
1. Muhasabah
2. Taubat dari segala dosa
3. Mencari ilmu dan memperluas wawasan
4. Mengerjakan amalan-amalan iman
5. Memperhatikan aspek-aspek moral
6. Terlibat dalam aktivitas dakwah
7. Mujahadah
8. Berdoa dengan jujur kepada Allah Ta’ala
Kedelapan poin ini dapat sahabat-sahabat baca selengkapnya di buku Tarbiyah Dzatiyah (Abdullah bin Abdul Aziz Al-Aidan), karena yang akan saya kutip hanya poin ke enam.
Terlibat Dalam Aktivitas Dakwah
a. Merasakan kewajiban dakwah
Dakwah itu hukumnya wajib, orang Muslim tidak punya alasan dan pilihan selain mengerjakannya. Dengan catatan, yaitu semuanya sesuai dengan kadar ilmu, kondisi dan potensinya
Hal ini dapat kita ketahui salah satunya dari sabda Rasulullah yang artinya : “Barangsiapa salah seorang diantara kalian melihat kemungkaran, hendaklah ia merubahnya dengan tangannya. Jika ia tidak dapat merubahnya dengan tangannya, hendaklah ia merubah dengan lidahnya. Jika ia tidak dapat merubah dengan lidahnya, hendaklah ia merubah dengan hatinya dan itulah iman yang paling lemah.”(HR. Muslim)
b. Menggunakan setiap kesempatan untuk berdakwah
c. Terus menerus dan tidak berhenti di tengah jalan
Sedikit namun terus menerus itu lebih baik, daripada banyak namun terputus di tengah jalan. Inilah prinsip utama dakwah.
d. Pintu-pintu dakwah itu banyak
Dakwah itu bisa dilakukan dengan banyak hal tidak melulu dengan ceramah. Misalnya senyum dengan jujur, perkataan yang baik, memberi hadiah, buku, kaset, pelajaran, ceramah, dan lain sebagainya.
e. Kerjasama dengan pihak lain
Rasanya kalau saya berpanjang-panjang disini, serasa malu karena maqomnya jauuuuuh masih di bawah untuk cas cis cus ces cos. Tapi mengingat kondisi angkatan kita yang sepertinya sedang dalam fase turun semangat dan bikin semua pada menghilang dan tak muncul lagi ke permukaan, saya rasa ini menjadi salah satu pertimbangan kenapa tema bangkit kembali dimunculkan. Hayu ah kawan kita bangkit kembali. Yuk eratkan lagi “pegangan tangan” kita dalam berjuang di jalan dakwah ini. Sekecil apapun, tak ada yang sia-sia. Partisipasi dan kontribusi dari jauh atau terlibat langsung, semuanya pasti ada balasannya dari Allah. Yuk ngumpul lagi, yuk merencanakan kegiatan lagi, yuk bikin kegiatan lagi. Yuk ah bareng-bareng, jalin lagi silaturahim yang terputus. Kita hubungi lagi teman-teman yang barangkali karena sudah lama tak muncul kemudian menjadi malu atau tak enak hati ingin bergabung lagi.
Kita berbicara angkatan bukan untuk eksklusif, bukan untuk memecah belah tapi lebih mudah untuk saling mendekatkan diri dengan cara ini untuk kemudian bergerak demi kepentingan yang lebih besar. Insya Allah.
Oleh : Miming Murti Karlina
0 komentar:
Posting Komentar