Pada umumnya manusia terlahir dan diberi nama layaknya do’a-do’a sebagai harapan perwujudan di kehidupannya kelak. Maka sejak berabad-abad lalu, dari jaman jahiliyah hingga kini, berbondong-bondong orang mencari nama terindah yang akan melekat pada si anak hingga akhir hayatnya.
Pun dengan nama SSG (Santri Siap Guna), sebuah nama yang diliputi berjuta do’a dan harapan yang akan membawa hidup kita lebih dari sekedar ada, membuat kita tak malu-malu lagi berkata “Aku bangga jadi Muslim”.
Terlepas dari alasan pencetusnya dalam memilih kata-kata ini sebagai nama. Kalau boleh berpendapat menurut saya, 3 kata tersebut memang super dan sungguh dashyat. Kata “Santri” menggambarkan bahwa kita hidup bukan hanya mengerti terhadap ilmu dunia, tapi juga paham akan ilmu agama, menerapkannya sebagai suatu sistem yang saling melengkapi. Kata “Siap” yang disandingkan dengannya mencakup bahwa bagaimanapun situasi dan kondisinya, kita senantiasa bersedia, selalu bisa diandalkan, dan berbagai sifat kesatria lainnya. Sedang kata “Guna” sebagai penutup, menjadikan kita bukan hanya seonggok daging yang bisa berjalan, berbicara, bernafas dan melakukan hal-hal individual saja, tapi lebih dari itu, menjadi bermanfaat dan bermakna.
Dan dari ketiga kata inilah tercipta “Khairunnas Anfa’uhum linnas” Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain. Ngebaca atau ngedenger aja udah keren banget kan? Apalagi kalau dilakoni sendiri. Berasa seperti superhero yang sering nongol di layar kaca. Dan kerennya, konon, hal kayak gini punya efek candu (ketagihan), ingin dan ingin terus melihat orang lain tersenyum dengan keberadaan kita, (g percaya? Coba aja! Hehe). Kita menjadi manusia yang benar-benar dibutuhkan, dicari-cari, dirindukan, keberadaannya menjadi berkah bagi yang lainnya, maka saat kepergiaanya adalah hal yang sangat tidak diinginkan.
Mengapa LaskarSSG26?
Mendengar kata yang satu ini, mungkin yang terlintas di benak kita adalah “Laskar Pelangi”. Sebuah novel karangan Andrea hirata yang dijadiin film dan laku keras di semua umur dan semua kalangan. Cerita yang mengusung tema mimpi dan semangat untuk mencapainya. Sekumpulan anak-anak yang dengan gigih mewujudkan hal-hal yang awalnya dianggap “g mungkin” oleh orang-orang sekitar.
Tak jauh beda, semoga kita juga punya mimpi yang tak kalah besar dari mimpi anak-anak dalam kisah tersebut. Mimpi mulia yang dibarengi usaha yang tidak putus-putusnya. Menghapus wajah murung dunia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri, “Laskar” diartikan sebagai tentara; kelompok serdadu; pasukan.
Seiring dengan itu, maka semoga alumni SSG terkhusus SSG26 menjadi karakter-karakter yang mampu berlaku layaknya tentara yang tak gentar walau dalam keadaan apapun, menjadi yang terdepan dalam kebaikan, maju beriringan dalam mengalahkan musuh agama (dari diri sindiri maupun dari luar), punya tekad yang kuat untuk menciptakan kehidupan yang damai dan tentram dalam naungan Islam. Tak luput menjaga kehormatan dengan menjadi muslim jujur dan terpercaya sampai mati.
Semoga kita tetap menjadi kelompok serdadu yang bertanggung jawab, menepati janji, setia dan tahu balas budi.
Hidup menjadi pejuang, pembela kebenaran dan keadilan, rela berkorban apapun karena Allah semata.
Kemudian menjadi pasukan bumi yang disiplin, gigih dan ulet, tangguh, pantang mengeluh, pantang menyerah, pantang menjadi beban, serta pantang berkhianat.
Dan tentunya dibarengi berakhlaq mulia dan berhati tulus.
Layaknya Pelangi, SSG (Santri Siap Guna) merupakan keluarga yang terbentuk dari berbagai latar belakang, baik keluarga, karakter, keahlian, profesi, asal daerah, suku, bahasa, warna kulit, dll. Semuanya berbaur dalam satu ikatan hati. Membentuk pemandangan yang indah. Saling melengkapi satu dengan yang lain, bahu-membahu dalam perwujudan kebaikan. Seperti yang dicontohkan oleh para pendahulu kita, dimana Abu Bakar yang merupakan bangsawan Arab, duduk bersandingan penuh rasa persaudaraaan yang erat dengan Shuhaib imigran Romawi, Salman pengembara Persia, dan tentu Bilal “bekas” budak Negro Habasyah.
Maka, dengan mengikuti jejak orang-orang shaleh ini, semoga kita pun bisa bertemu di jannah-Nya kelak. Aamiin…
Finally, semoga semangat senantiasa terbit di hari-hari kita, layaknya matahari yang tak lupa menyapa pagi, seperti bulan yang setia pada malam, yang meski sesekali sang awan menutupinya, tapi ia tetap ada di sana, hanya butuh terpaan angin, lalu bessstt….nampaklah kemegahannya, kembali menerangilah ia.
Dan untuk mewujudkan kebaikan yang menjamur di segala penjuru bumi ini, maka yang perlu kita lakukan adalah “Mulai dari diri sendiri, Mulai dari hal yang kecil, dan Mulai saat ini, serta terus bertindak dengan asas PDLT (Perbaiki Diri Lakukan yang terbaik)”, seperti kata guru kita, aa’ gym. ^_^
Semangaaaaaattt….. !!!
Oleh Rifa'atul Mahmudah
Oleh Rifa'atul Mahmudah
mantaaap
BalasHapussumunguuuuuuuuut (y)
iya, semangat kang! Keep Istiqomah! :D
BalasHapus