Senin, 08 September 2014

Tidak semua yang kelihatannya buruk benar-benar negatif, dan sebaliknya yang kelihatan baik benar-benar positif. Dalam banyak hal dampak positif dan negatif menjadi satu kesatuan. Maka betapa penting untuk mengetahui tentang akibat dari apa yang kita kerjakan, apalagi ini menyangkut kebiasaan, sesuatu yang diulang-ulang. Bukankah kita selalu ingin yang baik-baik dan sebisa mungkin terhindar dari yang buruk?
So, Let's read!

1. Penggunaan Hand Sanitizer (gel pembersih tangan)
Banyak orang memutuskan untuk menggunakan hand sanitizer sebagai pembunuh bakteri. Kebiasaan ini dianggap sama dengan menggunakan air bahkan melebihi, seperti yang sering ditemukan di iklan-iklan. Tetapi, terlalu sering menggunakannya ternyata dapat menyebabkan beberapa dampak buruk, diantaranya bagi kulit yang sensitif menjadi lebih rentan terhadap iritasi, hal ini terjadi pada pemakaian hand sanitizer yang mengandung alkohol dengan kadar tinggi. Selain itu, Menurut Richard Gallo, MD, PhD, kepala divisi Dermatology at the University of California, San Diego, dalam sebuah penelitian terbaru dijelaskan bahwa cairan pembersih atau gel sanitasi mengandung triklosan dapat membuat bakteri menjadi kebal dan berkembang lebih cepat. 

2. Berganti-ganti produk perawatan kulit

Hasil yang tidak instan membuat banyak orang cenderung berpindah dari satu produk ke produk lain, pun berlaku untuk perawatan wajah. Padahal, seperti yang dikemukakan dermatolog Jody Levine, dibutuhkan setidaknya enam hingga delapan minggu untuk melihat hasil dari sebuah produk perawatan. Terlalu sering berganti produk perawatan justru dapat membuat kulit menjadi merah, meradang, dan lebih sensitif terhadap produk lain.

3. Penggunaan High Heels
High heels digunakan untuk menunjang penampilan banyak wanita, tetapi beberapa dampak buruk yang ditemukan bila penggunaannya terlalu sering, diantaranya otot tubuh mengecil, hal ini disebabkan karena high heels mendorong untuk berjalan jinjit. Selain itu, dapat menyebabkan perubahan pada pinggul dan tulang belakang menjadi tidak sejajar, inilah yang menyebabkan tubuh terlihat melengkung. Penggunaan hak tinggi yang sering dengan ketinggian yang berlebih akan mengakibatkan penebalan jaringan saraf pada jari kaki ketiga dan keempat, sehingga menimbulkan rasa nyeri pada jari kemudian memicu tumor jinak. Pada ibu hamil akibat adanya peningkatan hormon relaxin yang dihasilkan dari indung telur maka ketika memaksakan untuk menggunakan sepatu hak tinggi dikhawatirkan akan mengakibatkan sakit punggung. Keseimbangan karena peningkatan berat badan ketika hamil ditakutkan akan mempengaruhi cara jalan sehingga mengakibatkan keseleo.

4. Menggunakan sandal jepit (flip flop)
Tidak hanya penggunaan High heels yang dapat berdampak negatif, penggunaan sandal jepit pun demikian bila terlalu sering. Seperti yang dikemukakan oleh Jordana Szpiro, seorang podiatrist di Boston bahwa "Flip-flop atau sandal yang tidak memberi dukungan pada struktur kaki, dapat menyebabkan patah tulang karena kaki menjadi tegang sebab mencoba menahan berat badan Anda." Selain itu, saat mengenakan sandal jepit, otot-otot pada bagian depan tulang kering (tibialis anterior) bekerja lebih keras daripada ketika kita bertelanjang kaki karena jari-jari kaki mencoba menahan sandal supaya tidak "bergerak" ke mana-mana. Oleh karena itu, ada baiknya jika Anda memilih sandal jepit dengan penutup tumit, bertali besar serta memiliki lengkungan pada telapak kaki (mengikuti kontur telapak kaki).

5. Menggosok Gigi Setelah Makan
Kita tahu bersama bahwa menyikat gigi dapat menjaga kesehatan gigi dan mulut. Tetapi, menurut Greg Diamond, DDS, seorang periodontist di New York, bila hal ini dilakukan setelah makan, dapat menyebabkan lapisan email gigi rapuh. Ia hanya menyarankan untuk membilas mulut dengan air. Menggosok gigi hanya perlu dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan malam hari. Selain itu, ketika menyikat gigi, pastikan melakukannya dengan gerakan melingkar, bukan atas-bawah atau kanan-kiri. Dengan begitu, bakteri berbahaya yang ada di antara gigi dan gusi dapat hilang lebih banyak dan tidak melukai gusi. 

6. Hanya melakukan kardio ketika berolahraga.
Cara terbaik untuk menurunkan berat badan memang dengan melakukan kardio seperti berlari atau bersepeda. Namun, menurut terapis fisik Josep Ciccone, melakukan hanya olahraga kardio berulang bisa membuat otot tegang hingga terluka. Yang lebih sehat, katanya lagi, adalah dengan menggabungkan beberapa jenis olahraga dalam setiap latihan.


7. Mengkonsumsi suplemen nutrisi. 
Profesor dari Georgia State University Christine Rosenblom mengatakan kebanyakan orang mengkonsumsi beberapa suplemen sekaligus tanpa tahu dengan benar fungsinya. Padahal, suplemen memiliki efek samping yang cukup serius jika dikonsumsi berlebihan. Beberapa efek berbahaya yang tumbuh adalah vitamin A yang bisa mengganggu pertumbuhan janin, vitamin C yang mengakibatkan gangguan pencernaan, dan vitamin B6 yang dapat merusak syaraf.

Jadi, mari lebih bijak dan jangan belebihan dalam melakukan sesuatu. ^_^

Sumber :
http://wolipop.detik.com
http://health.liputan6.com
http://www.cosmopolitan.co.id
http://www.tempo.co.
http://www.iniunik.web.id
http://bidanku.com


Posted by Unknown On 17.24 No comments READ FULL POST

Rabu, 03 September 2014

290913, aku berusaha menahan kelopak mataku yang berkali-kali jatuh mengatup. Berkomat-kamit apa saja, melirik ke kanan dan ke kiri untuk melatih otot mata berharap sadar segera menyergap. Tapi rasa ini terus memburu. Aku antara sadar dan tidak. Lalu pundakku dibelai lembut seorang teman, tersenyum tulus, meski wajahnya tampak sama, mengantuk.

Setelah kurang lebih 6 tahun lamanya tempat seperti ini tidak kujamah lagi. Aktivitas seperti ini dalam sebulan bahkan bisa dihitung jari. Kemarin takdir ini berlaku, membuat memoriku terkulai, terhampar satu-satu di dalam benak, di setiap langkah dan kejadian yang tercipta, tak jauh beda.

Pesantren, menjadi santri lagi.

Hawa ini kembali merasuk, perasaan yang kusuka, yang sering membawa aku ke ruang rindu. Bila sebelum-sebelumnya jejaring sosial menjadi teman bermalam minggu yang paling setia, maka malam ini tidak. Ada rasa di dada yang bergejolak lompat ketika bergabung menjadi salah satu diantara 183 orang di tempat ini. Tujuan, impian, dan harapan kita mungkin berbeda. Tapi tentu saja, tempat seperti ini akan memaksa diri-diri kita untuk menjadi lebih baik. Seperti kata guru, “Ada banyak pemuda-pemudi di luar sana, kuantitas waktunya boleh sama, tapi kualitasnya yang membedakan.”

Aku masih terduduk, suara itu mengalun dengan lembutnya sama seperti minggu lalu di tempat yang sama, iqamah, seperti disetting otomatis, aku ikut bangkit dari tempatku. Walau memang langkah kaki berat, sungguh sangat malas, kewajiban mengantarkanku ke tempat ini lagi, Tahajjud hingga waktu Subuh datang. Berdiri bershaf lurus dengan jemaah lainnya. Memulai dengan niat, dan beginilah lagi, tes…tes…satu satu air mataku jatuh menggenangi mukena, deras sekali. Sungguh, aku tak tahu apa yang terjadi, hanya saja yang kurasakan seluruh tubuhku menggigil takut, merasa hina, kerdil. Ayat-ayat yang dilantunkan sang imam begitu jelas memamntul-mantul di gendang telinga, menyusup pelan ke dalam dada. Perasaan apa ini? Sedih yang menentramkan. Dan kantuk yang tak tertahan tadi, menguap entah kemana. Aku asyik “sendiri”.

Malam ahad, menjelang subuh. Ritual ini menjadi kewajiban kita, para calon SANTRI SIAP GUNA. Pelatihan yang diadakan Sabtu-Ahad ini adalah kegiatan baruku. Ringan, tapi memang penuh godaan. Bermanfaat, tapi memang penuh tantangan. Bagi yang tidak terbiasa, maka bersusah-susah dahulu sepertinya memang pembuka jalan untuk memperoleh kedamaian yang luar biasa ini.

Dan ketika hal ini menjadi bagian dari diri, sesuatu yang diistiqomahkan. Maka bersiaplah dengan sensasi kesejukan hati yang luar biasa nikmatnya. Apalagi diimami dengan suara merdu yang jelas sekali pelafalannya, meski tak semua arti dari ayat-ayat yang dilantunkan itu bisa kupahami dengan baik, indahnya firman Allah merasuk ke hati. Itulah mungkin sebabnya, menjadi imam itu perlu yang terbaik dari yang ada.

Waktu berganti, diklat pun usai. Entah mengapa, rasanya ada yang ikut hilang bersamaan dengan kawan seperjuangan yang mulai sibuk satu-satu ke aktivitas semula. Tak ada lagi malam dimana kita saling membangunkan, menyapu lembut pundak teman yang terkantuk. Kemana shaf-shaf itu, dimana kakiku dan kakimu bersentuhan, rapat, menunduk, hening bersama? Masihkah kita menyapaNya meski tak diimami? Masihkah ada bulir-bulir bening dari mata yang jatuh menggenang di pipi? Atau masihkah kita berhasil mengalahkan kantuk yang menyergap untuk bertemu sang Maha? Ya, bahkan mungkin sekedar niat, apakah masih terbit di hati-hati kita? Masihkah kita istiqomah?


Ah...aku rindu. Kuharap ini bukan rasa kepunyaanku saja. Semoga kau pun merindu. Tahajjud kita. Lalu sepertiga malam sebentar kita bangun sama-sama, meski tak bersama. 

sumber gambar: http://www.tipspengetahuan.com.

Posted by Unknown On 08.04 No comments READ FULL POST

Selasa, 02 September 2014

Seperti yang kita tahu bersama bahwa di dunia ini, Allah menciptakan berbagai macam keseimbangan yang sedemikian rupa untuk memakmurkan kehidupan makhluk-Nya. Hanya saja, dengan berbagai macam ulah tangan manusia pula, kadang justru manusia itu sendiri yang menciptakan kerugian bagi lingkungan, terlebih bagi diri sendiri.

Contoh paling sederhana adalah memulai dan mengistiqomahkan kebiasaan buruk yang berakibat fatal bagi kesehatan. Melalui konsumsi makanan dan minuman yang tidak sehat, olahraga yang tidak teratur (mungkin jarang bergerak), mudah stress, dll dapat menjadi pintu gerbang masuknya berbagai macam penyakit. Hal ini bisa diakbibatkan oleh ketidakseimbangan asam dan basa di dalam tubuh.

Hubungan antara asam dan basa secara sains diukur dalam skala 1 sampai 14, dikenal dengan “pH". Pada skala tersebut, 7 adalah netral, di bawah 7 adalah asam, dan di atasnya adalah basa. Secara teknis, pH merefleksikan konsentrasi ion hidrogen (molekul bermuatan positif).

Keadaan seimbang antara asam dan basa tubuh diperlukan agar bagian-bagian tubuh dapat menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya, dengan kebutuhan akan pH yang berbeda-beda. Misalnya, darah dan jaringan harus agak basa, bagian usus besar harus sedikit asam, dsb.

Meskipun tubuh manusia pada dasarnya akan mempertahankan kondisinya agar tetap berada dalam keadaan seimbang, namun ada konsekuensi yang harus kita bayar atas kerusakan yang sudah kita buat tersebut. Pada tahap awal ketidakseimbangan gejala yang timbul tidak terlalu intens seperti ruam kulit, kelelahan, sakit kepala, alergi, daya tahan tubuh lemah, demam dan flu atau masalah sinus. Saat keadaan makin parah, kondisi yang lebih serius muncul. Organ dan sistem melemah, disfungsi kelenjar tiroid, adrenalin, hati dan sebagainya, pertanda bahwa memang tubuh melewati ambang batas tolerirnya.

Hal ini terjadi karena demi mengatur keseimbangan tersebut, darah akan menarik mineral basa, seperti natrium, kalium, kalsium, dan magnesium dari jaringan kita sebagai kompensasi. Saat mineral-mineral ini bereaksi dengan asam, akan menghasilkan substansi yang tidak terlalu menggangu, yang kemudian akan dibuang oleh tubuh.

Tubuh yang sehat akan menjaga cadangan suplai mineral-mineral tersebut untuk keperluan darurat. Namun bila tidak tersedia dalam jumlah cukup, maka mineral-mineral ini akan diambil dari tempat lain seperti tulang, otot, dll.

Jika kelebihan asam menjadi terlalu besar untuk diseimbangkan oleh darah, kelebihan asam tersebut akan dibuang ke dalam jaringan untuk disimpan. Kemudian, sistem limfatik (imunitas) harus menetralkannya dan membuang sisanya. Namun, membuang asam dari jaringan ternyata berarti membuangnya kembali ke dalam darah, menghasilkan sebuah siklus yang justru akan menarik lebih banyak mineral-mineral basa dari fungsi normalnya, dan membebani hati dan ginjal. Lebih jauh lagi, jika sistem limfa kelebihan beban atau tidak befungsi dengan sempurna, maka asam akan menumpuk dalam berbagai sistem organ seperti jantung, pankreas, hati, dan usus besar, atau disimpan dalam jaringan lemak, termasuk dada, pinggul, paha, perut, dan otak.
Sakit yang akut atau berulang adalah hasil dari usaha tubuh memobilisasi cadangan mineral untuk mencegah kerusakan sel.

Lebih parahnya lagi, bahwa mikroorganisme seperti bakteri dan jamur yang awalnya berada dalam tubuh dalam jumlah yang sewajarnya (flora normal) bisa jadi berkembang dengan pesat dan menyebabkan berbagai kerusakan. Hal ini karena makhluk-makhluk ini gemar pada kondisi tingkat oksigen yang redah yang disebabkan oleh keasaman.

So, solusi untuk mencegah semua masalah kesehatan ini adalah dengan menyeimbangkan pH darah dan jaringan melalui suplei nutrisi yang benar, pola makan makan dan olahraga yang teratur, serta spiritual yang baik.

Mencegah lebih baik daripada mengobati! ^_^

Sumber : buku "The pH Miracle" by Robert O.Young
Posted by Unknown On 16.00 No comments READ FULL POST
  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube